Tangan Dingin Alex Pastoor Diakui Publik Belanda, Bawa Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia?
JAKARTA, iNews.id - Robert Walters, penyedia solusi talenta global, merilis survei terbaru mengenai tenaga profesional dan harapan mereka di 2025. Apa hasilnya?
Menurut Survei Gaji Indonesia 2025 Roberts Walters 2025, sebuah analisis otoritatif dan laporan perbandingan mengenai tren gaji, banyak profesional di Indonesia berharap kenaikan gaji yang signifikan di 2025, lebih dari 10 persen.
"Ini menjadi tantangan utama bagi perusahaan yang kesulitan berjuang menawarkan kompensasi lebih kompetitif," kata Eric Mary, Country Head Robert Walters Indonesia dan Vietnam, dikutip dari laporan resmi mereka yang diterima Rabu (15/1/2025).
Eric menambahkan, "Mengatasi ketimpangan ini, sangat penting untuk menjembatani kesenjangan."
Saat ini banyak perusahaan menghadapi tantangan ekonomi, termasuk menyusutnya kelas menengah, hanya 44 persen pemberi kerja berencana meningkatkan gaji, sementara 50 persen karyawan tetap optimis mendapatkan kenaikan gaji di tahun ini.
Selain perihal gaji, hasil survei juga mengungkapkan perubahan prioritas di tempat kerja. Mayoritas profesional kini lebih mengutamakan jam kerja fleksibel.
Data survei menunjukkan bahwa profesional mengutamakan jam kerja fleksibel (83) dan fokus yang lebih besar pada kesejahteraan (44). Menemukan keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan, serta menangani masalah kesehatan mental telah menjadi faktor penting untuk menarik dan mempertahankan talenta.
"Terdapat kesenjangan yang semakin besar antara apa yang diharapkan karyawan dan apa yang ditawarkan pemberi kerja. Karyawan semakin memprioritaskan keseimbangan antara bekerja dan kehidupan, fleksibilitas, serta keselarasan dengan nilai-nilai pribadi," ujar Eric.
"Sementara pemberi kerja menghadapi tekanan untuk memenuhi tuntutan yang terus berkembang ini," tambahnya.
Kerja di Perusahaan Asing Jadi Pilihan Menarik bagi Profesional Indonesia
Di sisi lain, sebanyak 99 profesional Indonesia masih tertarik untuk mengejar peluang bekerja di perusahaan asing. Alasan utama mereka adalah gaji yang lebih kompetitif dan manfaat menarik yang dijanjikan oleh perusahaan-perusahaan tersebut (88).
Bekerja di perusahaan asing tetap menjadi salah satu pilihan yang paling diminati, selain bekerja di grup konglomerat besar di Indonesia.
Lebih dari sekadar insentif finansial, 74 responden mengaku ketertarikan mereka pada kesempatan untuk mendapatkan pengalaman berharga dan pengetahuan dalam lingkungan kerja internasional. Selain itu, 63 responden merasa tertarik dengan kemungkinan untuk melakukan perjalanan keluar negeri atau bahkan mendapatkan kesempatan relokasi.
Faktor ini semakin meningkatkan daya tarik bekerja di perusahaan asing, yang membuka peluang untuk berkembang dalam konteks global.
Tak hanya itu, 59 pelamar tertarik dengan kesempatan untuk memperoleh paparan terhadap beragam budaya dan perspektif yang lebih luas. Selain itu, akses ke teknologi canggih dan riset yang tersedia di perusahaan asing juga menjadi salah satu faktor penentu, dengan 54 responden menganggapnya sebagai nilai tambah yang signifikan.
Namun, meskipun banyak yang tertarik, ada segmen kecil talenta yang menyatakan kurang berminat untuk bekerja di perusahaan asing. Mereka menyebutkan perbedaan budaya dan hambatan bahasa sebagai tantangan utama yang perlu dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan tersebut.
Metodologi Penelitian
Sebagai informasi, Robert Walters melakukan survei pada lebih dari 400 profesional dan perusahaan di Indonesia untuk mendapatkan masukan tentang ekspektasi atau kekhawatiran utama mereka terkait gaji, perubahan karier, atau retensi staf untuk tahun mendatang.
Survei Gaji Robert Walters didasarkan pada analisis penempatan yang dilakukan di berbagai kantor dan spesialisasi selama tahun 2024.
Robert Walters melalui Salary Survey 2025 memberikan wawasan berharga bagi perusahaan dan profesional untuk memahami tren pasar tenaga kerja, sehingga keduanya dapat mengambil langkah strategis di tahun mendatang.
Memasuki Tahun ke-26, survei ini digunakan oleh pemberi kerja, manajer SDM, dan karyawan untuk membandingkan tingkat gaji di industri masing-masing.