Siapa Pemilik Buttonscarves? Ternyata Ini Sosoknya

JAKARTA, iNews.id - Siapa pemilik Buttonscarves? Merek fesyen lokal yang berawal dari bisnis hijab. Cikal bakal Buttonscarves dimulai pada tahun 2016 dari garasi rumah untuk pengerjaan desain hijab hingga pengiriman.

Seiring berjalannya waktu, Buttonscarves kini tidak hanya menjual hijab saja, melainkan juga merambah ke tas, bros, hingga aksesori fesyen lainnya. Sejak 2018, melebarkan sayap dengan mendirikan toko di pusat perbelanjaan Indonesia dan Malaysia.

Merek fesyen ini juga berhasil meraih sejumlah penghargaan. Selain itu, Buttonscarves juga berkolaborasi dengan berbagai merek terkenal seperti Disney, Hasbro, dan Emily in Paris. 

Siapa Pemilik Buttonscarves?

Pemilik Buttonscarves adalah Linda Anggreaningsih, lulusan Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Setelah merampungkan kuliah di tahun 2013, Linda sempat berkarier di bidang perbankan hingga pemerintahan.

Linda akhirnya memilih mengundurkan diri dari pekerjaannya setelah beberapa tahun bekerja dan berpikiran untuk membangun sebuah bisnis. 

Hingga suatu ketika saat awal mula berhijrah, Linda kesulitan menemukan hijab sesuai keinginannya, yaitu nyaman digunakan dan tetap stylish.

Perempuan kelahiran 1991 ini kemudian terinspirasi dan mendapatkan ide memulai bisnis hijab dengan mendirikan Buttonscarves. Adapun motivasi awal Linda ingin menciptakan hijab yang tidak hanya nyaman dan berkualitas tinggi, tetapi juga memberikan kesan stylish bagi para penggunanya.

Linda terlibat langsung saat merintis Buttonscarves, mulai dari mendesain corak hijab hingga pengiriman. Hal tersebut semuanya dilakukan di sebuah garasi rumah dengan satu komputer dan rak untuk menyimpan barang.

Dengan produk awal bisnis hijab, Buttonscarves kini menjelma menjadi brand fesyen yang berfokus pada produk-produk gaya hidup, seperti sepatu, tas, aksesori, dan baru-baru ini memperluas jangkauan ke produk kecantikan. 

Demikian ulasan siapa pemilik Buttonscarves, merek fesyen lokal yang berawal dari bisnis hijab hingga kini merambah ke produk-produk gaya hidup.