Bos WHO Kisahkan Nyaris Terbunuh Serangan Israel: Saya Tak Yakin Akan Selamat!

Bos WHO Kisahkan Nyaris Terbunuh Serangan Israel: Saya Tak Yakin Akan Selamat!

Terkini | inews | Sabtu, 28 Desember 2024 - 09:31
share

AMMAN, iNews.id - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (Dirjen WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus selamat dari serangan Israel di bandara Sanaa, Yaman, Kamis (26/12/2024). Serangan udara Isral mengenai bangunan yang berjarak hanya beberapa meter dari lokasi Tedros dan delegasi PBB lainnya berada.

Tedros saat itu berada di sebuah ruangan bandara (sebelumnya disebutkan berada di pesawat) untuk menunggu pesawat meninggalkan Yaman usai melakukan kunjungan bersama delegasi PBB lainnya.

Dia dan rombongannya akhirnya bisa meninggalkan Yaman pada Jumat kemarin menuju Amman, Yordania.

Dalam pernyataannya kepada Reuters, dikutip Sabtu (28/10/2024), Tedros mengatakan tak tahu apakah bisa selamat dari serangan udara Israel saat itu.

Mantan Menteri Kesehatan Ethiopia itu menegaskan tidak mendapat peringatan apa pun sebelumnya mengenai serangan tersebut. Ledakan di dekatnya terdengar begitu keras sehingga membuat telinganya berdengung, bahkan sampai keesokan harinya.

"Saya tidak yakin apakah benar-benar bisa selamat karena sangat dekat, beberapa meter dari tempat kami berada," katanya. 

Menurut dia, jika mereka salah posisi sedikit saja saat itu maka tidak menutup kemungkinan terkena rudal yang ditembakkan Israel.

Tedros melanjutkan, dia dan rekan-rekannya dari PBB terjebak di bandara selama sekitar 1 jam. Selain itu, terdengar suara pesawat tanpa awak terbang persis di atas bangunan mereka berada. Kondisi itu menimbulkan kekhawatiran dia dan rekan-rekannya bisa menjadi target serangan selanjutnya.

Selanjutnya Tedros mengaku melihat pecahan rudal di antara puing-puing bangunan bandara Sanaa yang hancur. Dia juga mengungkapkan keterkejutannya bahwa Israel dengan sengaja mengincar infrastruktur sipil seperti bandara.

“Jadi bandara sipil harus dilindungi, meski saya ada di sana atau tidak,” ujarnya.

Serangan itu juga menyebabkan salah satu staf PBB menderita luka. 

Lebih lanjut Tedros mengambil pelajaran dari serangan itu. Bisa dibilang peristiwa pada Kamis itu merupakan kondisi medan perang paling riil yang dia hadapi selama menjabat sebagai bos WHO. Dari kejadian itu dia bisa merasakan penderitaan orang-orang yang tinggal di daerah konflik yang kerap merasakan penderitaan, bahkan ancaman kehilangan nyawa setiap saat.

"Saya hanya seorang manusia. Jadi saya bersimpati kepada mereka yang menghadapi hal yang sama setiap hari. Namun, setidaknya itu memungkinkan saya merasakan apa yang mereka rasakan,” ujarnya.

Topik Menarik