Pemerintah Umumkan Mobil Hybrid Dapat Insentif 3 Persen

Pemerintah Umumkan Mobil Hybrid Dapat Insentif 3 Persen

Otomotif | inews | Senin, 16 Desember 2024 - 11:59
share

JAKARTA, iNews.id - Pemerintah mengumumkan mobil hybrid mendapatkan insentif berupa Pajak Penjualan Barang Mewah yang Ditanggung Pemerintah atau PPNBM DTP. Ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko) Airlangga Hartarto dalam konferensi pers terkait Paket Stimulus Ekonomi untuk Kesejahteraan di Kemenko Perekonomian, Senin (16/12/2024).

"Terkait dengan yang terbaru, PPNBM DTP untuk kendaraan hybrid. Nah ini PPNBM hybrid, pemerintah memberikan diskon ataupun ditanggung pemerintah sebesar 3 persen," ujarnya.

Menko Airlangga mengatakan akan melanjutkan kebijakan stimulus untuk pembelian kendaraan listrik, baik statusnya yang masih impor utuh (CBU) atau sudah dirakit lokal (CKD). Langkah ini untuk mendorong akselearasi menuju kendaraan ramah lingkungan.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita berupaya mewujudkan insentif bagi mobil hybrid. Ini dilakukan sebagai langkah pencegahan brand yang sudah lama memproduksi mobilnya di Indonesia hengkang karena mendapat tawaran dari negara lain.

Menperin Agus Gumiwang merasa insentif untuk mobil hybrid perlu diwujudkan untuk mempertahankan brand yang sudah bertahan lama di Indonesia. Terlebih, mereka memproduksi kendaraan berteknologi elektrifikasi di Indonesia.

"Kami inginnya ada insentif, walaupun insentifnya enggak bisa sebesar mobil listrik. Karena begini, salah satu pertimbangan kenapa kita perlu mempertimbangkan insentif mobil hybrid kami tidak mau pabrikan mobil hybrid yang sudah ada di Indonesia pindah," kata Menperin kepada wartawan di Senayan, Jakarta Pusat, Senin (26/8/2024).

Saat ini, sejumlah negara memberikan insentif kepada produsen kendaraan yang mengarah ke era elektrifikasi, termasuk dalam merancang mobil hybrid. Menperin Agus Gumiwang mengaku khawatir apabila brand besar yang ada di Indonesia mendapat tawaran dari negara lain dan memindahkan pabriknya.

"Kami juga tidak mau kemudian negara-negara lain di ASEAN, yang memberikan insentif yang cukup menarik bagi pengembangan mobil-mobil hybrid itu nanti pindah ke negara-negara tersebut. Itu yang kita tidak mau," ujarnya.

Topik Menarik