Wow, Pabrik Narkoba Terbesar Peninggalan Rezim Assad Ditemukan di Pangkalan Udara Suriah
BEIRUT, iNews.id - Pabrik narkoba Captagon ditemukan di pangkalan udara militer peninggalan rezim Bashar Al Assad. Video pembakaran jutaan table obat-obatan tersebut beredar di media massa dan media sosial.
Kantor berita AFP melaporkan, tumpukan obat psikostimulan tersebut terbakar di Pangkalan Udara Mazzeh, dekat Ibu Kota Damaskus.
Media Suriah, Levant 24, juga mengunggah video rekaman pabrik Captagon peninggalan Assad yang berada di pinggiran Kota Douma. Video memperlihatkan gudang berisi beberapa kotak berisi obat tersebut.
Captagon adalah merek obat psikoaktif yang diproduksi sejak 1960-an. Obat ini mengandung fenethylline, obat sintetis. Sebagian besar negara melarang obat ini sejak 1980-an karena sifatnya yang sangat adiktif serta efek samping berbahaya.
Efek dari obat ini menimbulkan rasa tidak takut mati sehingga biasa digunakan untuk melawan rasa takut.
Diperkirakan 80 persen dari peredaran obat ini di seluruh dunia diproduksi di Suriah selama pemerintahan rezim keluarga Assad.
Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) tahun lalu menjatuhkan sanksi kepada sejumlah warga Suriah, termasuk dua kerabat Bashar Al Assad atas dugaan keterlibatan mereka dalam perdagangan Captagon.
Sementara itu CNN melaporkan, pabrik Captagon pangkalan militer Douma dikelola oleh adik Bashar Al Assad, Maher.
Suara yang terdengar dalam video yang beredar menyebutkan fasilitas itu merupakan salah satu gudang terbesar pembuatan pil captagon. Tumpukan pil terlihat di lantai bersama peralatan pembuatan obat.
Captagon menjadi masalah penting bagi negara-negara Arab tetangga Suriah seiring banyaknya temuan penyelundupan.
Stasiun televisi Arab Saudi Al Arabiya juga melaporkan temuan ribuan pil captagon di pangkalan udara Mazzeh.
Obat ini sangat adiktif, besar mengandung kandungannya adalah amfetamin. Tak heran jika obat ini juga disebut sebagai "Kokainnya orang miskin".
Studi selama beberapa tahun terakhir memperkirakan perdagangan tahunan obat tersebut bernilai miliaran dolar.
Obat tersebut diyakini menjadi penyelamat ekonomi bagi rezim Assad setelah Suriah dijatuhi sanksi AS.
Beberapa penelitian memperkirakan perdagangan Captagon melonjak selama dekade terakhir. Middle East Institute melaporkan pada 2021, obat Captagon senilai hampir 6 miliar dolar AS disita di luar negeri. Pada April 2022 saja, 25 juta pil Captagon dicegat di negara-negara tetangga yang nilainya sekitar 500 juta dolar AS.