Hamas Sebut 33 Sandera Israel Tewas di Gaza Justru akibat Serangan Militer Zionis

Hamas Sebut 33 Sandera Israel Tewas di Gaza Justru akibat Serangan Militer Zionis

Terkini | inews | Kamis, 5 Desember 2024 - 03:00
share

GAZA, iNews.id - Sebanyak 33 sandera Israel yang ditahan di Jalur Gaza tewas sejak perang 7 Oktober 2023. Mereka tewas justru akibat serangan pasukan Zionis.

Hamas, dalam pernyataan melalui video belum lama ini, menyatakan para sandera tewas akibat sikap keras kepala penjahat perang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang terus-menerus menggempur Gaza.

Dalam pernyataan itu Hamas juga menjelaskan secara rinci beberapa insiden yang menjadi penyebab tewasnya para sandera. Sebagian besar para sandera itu terbunuh akibat serangan udara Israel. Beberapa lainnya tewas saat percobaan pembebasan oleh militer Israel yang gagal.

Insiden pertama adalah serangan udara yang menewaskan empat sandera pada 9 Oktober 2023. Sementara yang terbaru adalah terbunuhnya seorang sandera di Gaza utara pada November 2024.

“Jika melanjutkan perang gila ini, Anda (Netanyahu) mungkin akan kehilangan semua sandera selamanya. Lakukan apa yang perlu dilakukan sebelum terlambat,” demikian pernyataan pada video.

Gedung Putih di hari yang sama mengeluarkan pernyataan berduka atas tewasnya Omer Neutra, seorang warga AS yang bertugas di militer Israel.

Neutra terbunuh dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Saat itu dia bertugas sebagai komandan tank.

Sementara itu, delegasi dari dua faksi Palestina Fatah dan Hamas bertemu di Kairo, Mesir, untuk mencapai kesepahaman mengenai pengelolaan Jalur Gaza oleh Otoritas Palestina setelah berakhirnya perang.

"Memang ada dua delegasi dari gerakan Fatah dan Hamas di Kairo yang berkonsultasi dan berunding untuk segera mencapai kesepahaman bersama mengenai pengelolaan urusan sehari-hari di Jalur Gaza di bawah kendali penuh Otoritas Palestina," kata Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty.

Netanyahu sebelumnya menentang Otoritas Palestina (PA) mengambil alih Gaza. Sementara itu AS ingin PA yang mengambil alih, namun dengan struktur yang telah direformasi.

Topik Menarik