Ternyata Rasulullah SAW Suka Bercanda, Begini Adabnya
JAKARTA, iNews.id - Islam tidak melarang umatnya untuk bercanda atau bersenda gurau. Rasulullah SAW pun suka bercanda. Namun, ada adabnya dalam bercanda agar tidak mendatangkan dosa ataupun menyakiti orang lain.
Hukum bercanda adalah boleh dan Rasulullah SAW pernah melakukannya. Imam Nawawi dalam kitab Al Adzkarun Nawawiyyah hlm.289-290, Darul Jawahir sebagaimana dilansir dari laman Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah-KTB (PISS KTB) menjelaskan bahwa bercanda yang hukum asalnya boleh (mubah), bisa menjadi sunnah apabila bertujuan untuk mewujudkan kebaikan, atau untuk menghibur lawan bicara atau untuk mencairkan suasana yang beku.
Nabi SAW pernah bersabda:
“إِنِّي لأَمْزَحُ وَلاَ أَقُول إِلاَّ حَقًّا
Artinya: Sesungguhnya aku becanda dan aku tidak mengatakan kecuali kebenaran).
Dari hadits di atas jelas bahwa bercanda yang di dalamnya tidak melanggar aturan agama Islam itu diperbolehkan. Bercanda tidak boleh terdapat sesuatu yang dusta, mengandung unsur penghinaan dan berlebih-lebihan hingga membuat orang lain tersinggung atau marah.
Rasulullah Suka Bercanda
Rasulullah SAW sebagai teladan atau uswah hasanah memliki teladan dalam bercanda. Salah satunya, kisah candaan Rasulullah SAW kepada nenek-nenek yang minta didoakan masuk surga.
عَنِ الْحَسَنِ قَالَ: أَتَتْ عَجُوزٌ فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ ادْعُ اللَّهَ أَنْ يُدْخِلَنِي الْجَنَّةَ. فَقَالَ: "يَا أُمَّ فُلَانٍ، إِنَّ الْجَنَّةَ لَا تَدْخُلُهَا عَجُوزٌ". قَالَ: فَوَلَّت تَبْكِي، قَالَ: "أَخْبِرُوهَا أَنَّهَا لَا تَدْخُلُهَا وَهِيَ عَجُوزٌ، إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُولُ: {إِنَّا أَنْشَأْنَاهُنَّ إِنْشَاءً. فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا}
Artinya: Dari Al-Hasan yang menceritakan bahwa pernah ada seorang nenek-nenek berkata, "Wahai Rasulullah, doakanlah kepada Allah semoga Dia memasukkan aku ke dalam surga." Maka Rasulullah Saw. menjawab: Hai Ummu Fulan, sesungguhnya surga itu tidak akan dimasuki oleh nenek-nenek. Maka nenek-nenek itu pergi seraya menangis. Lalu Rasulullah Saw. bersabda: Beritahukanlah kepadanya bahwa dia tidak dapat memasukinya dalam keadaan nenek-nenek. Sesungguhnya Allah Swt. telah berfirman, "Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan ciptaan yang baru, maka Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan.” (QS. Al Waqiah: 35-36) (HR. At Tirmidzi).
Candaan Rasulullah SAW itu mengandung hikmah dan penuh kelembutan. Nabi SAW tidak pernah menyakiti perasaan orang lain melainkan menggunakan candaan itu untuk menciptakan keakraban dan menyampaikan kabar gembir.
Dalam kisah candaan tersebut, Rasulullah SAW menggunakan kata-kata yang bijak dan tidak berlebihan. Ketika perempuan itu menangis, Rasulullah menjelaskan ayat maksud ayat Al Quran tersebut dengan lembut.
Adab Bercanda
Rasulullah SAW telah memberikan tuntunan kepada umatnya ketika bercanda agar candaan tersebut tidak mendatangkan dosa dan menyakiti orang lain.
Dalam Kitab Mirqah al-Mafatih Syarah Misykat al-Mashabih ( 14/153) Berkata an-Nawawi : Ketahuilah bahwa bergurau yang dilarang adalah yang keterlaluan dan terus menerus, karena hal itu akan menyebabkan tertawa dan mengeraskan hati, serta memalingkan dari mengingat Allah dan dari memikirkan masalah-masalah agama.
Seringnya menyakitkan orang lain dan menimbulkan dendam, begitu juga bisa menjatuhkan kewibawaan dan kehormatan seseorang. Adapun jika hal-hal di atas tidak ada, maka bergurau adalah sesuatu yang dibolehkan, seperti yang kadang dilakukan oleh Rasulullah, demi kemaslahatan dan menyenangkan orang yang diajak bicara serta menambah keakraban.
Itulah ulasan bercanda ala Rasulullah SAW yang penuh hikmah dan keteladanan. Wallahu A'lam