Bacaan Sujud Syukur Arab, Latin dan Terjemahan

Bacaan Sujud Syukur Arab, Latin dan Terjemahan

Gaya Hidup | inews | Selasa, 3 Desember 2024 - 02:40
share

JAKARTA, iNews.id - Bacaan sujud syukur Arab, latin, dan terjemahan adalah ungkapan syukur yang dilakukan oleh seorang Muslim sebagai bentuk rasa terima kasih kepada Allah Azza wa Jalla atas nikmat yang diterima atau ketika terhindar dari musibah. 

Sujud syukur merupakan amalan sunnah yang dianjurkan dalam Islam dan dapat dilakukan di luar sholat. Dalam sujud ini, umat Islam mengungkapkan ketundukan dan penghambaan kepada Allah dengan membaca kalimat-kalimat pujian. 

Bacaan Sujud Syukur Arab, Latin dan Terjemahan

Dalam Fikih Manhajus Salikin Karya Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di Kitab Shalat, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah menjelaskan dalam karyanya, Manhajus Salikin:


وَكَذَلِكَ إِذَا تَجَدَّدَتْ لَهُ نِعْمَةٌ ، أَوْ اِنْدَفَعَتْ عَنْهُ نِقْمَةٌ : سَجَدَ ِللهِ شُكْرًا . وَحُكْمُ سُجُودُ الشُّكْرِ كَسُجُودِ التِّلاَوَةِ .


"Begitu pula ketika seseorang mendapatkan nikmat baru atau terhindar dari suatu musibah, ia bersujud kepada Allah sebagai bentuk syukur. Hukum sujud syukur adalah sama dengan hukum sujud tilawah."


Dalil-Dalil Pendukung Sujud Syukur


Dalam hadis dijelaskan:


عَنْ أَبِى بَكْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ كَانَ إِذَا جَاءَهُ أَمْرُ سُرُورٍ أَوْ بُشِّرَ بِهِ خَرَّ سَاجِدًا شَاكِرًا لِلَّهِ.


Dari Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bahwa ketika beliau menerima kabar gembira, beliau langsung bersujud kepada Allah Ta’ala sebagai ungkapan syukur. (HR. Abu Daud, no. 2774 dan Tirmidzi, no. 1578. Al-Hafizh Abu Thahir menyatakan bahwa sanad hadits ini hasan).


Dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf, ia menceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah sujud panjang setelah menerima kabar gembira dari Jibril:


إِنَّ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ أَتَانِى فَبَشَّرَنِى فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ مَنْ صَلَّى عَلَيْكَ صَلَّيْتُ عَلَيْهِ وَمَنْ سَلَّمَ عَلَيْكَ سَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَسَجَدْتُ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ شُكْرًا


"Sesungguhnya Jibril ‘alaihis salam baru saja mendatangiku dan memberi kabar gembira, Jibril berkata: 'Allah berfirman: Siapa yang bershalawat untukmu, maka Aku akan memberikan shalawat untuknya. Siapa yang memberikan salam kepadamu, maka Aku akan mengucapkan salam untuknya.' Maka aku sujud kepada Allah sebagai tanda syukur." (HR. Ahmad, 1:191 dan Al-Hakim, 1:735. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth menyatakan bahwa hadits ini hasan lighairihi).


Dari Al-Bara’ bin ‘Aazib radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Ali ke Yaman dan saat membaca surat yang berisi tentang keislaman mereka, beliau bersujud:


فَكَتَبَ عَلِىٌّ رَضِىَ اللَّٰهُ عَنْهُ إِلَى رَسُولِ اللَّٰهِ -صلى الله عليه وسلم- بِإِسْلاَمِهِمْ ، فَلَمَّا قَرَأَ رَسُولُ اللَّٰهِ -صلى الله عليه وسلم- الْكِتَابَ خَرَّ سَاجِدًا ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ


"Ali menuliskan surat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang keislaman penduduk Yaman. Ketika Rasulullah membaca surat tersebut, beliau tersungkur sujud." (HR. Al-Baihaqi 2:404).

Contoh lain adalah hadits Ka’ab bin Malik yang bersyukur kepada Allah ketika menerima berita gembira bahwa taubatnya diterima, yang terdapat dalam riwayat Bukhari (53/2769).


Kapan Sujud Syukur Dilakukan?


Dalam Ghayah Al-Muqtashidin Syarh Manhaj As-Salikin (1:281-282) dijelaskan bahwa sujud syukur dan sujud tilawah keduanya disyariatkan. Sujud syukur dilakukan saat memperoleh nikmat tertentu atau saat kaum Muslimin mendapatkan nikmat umum. Sujud syukur tidak dilakukan untuk nikmat yang terus-menerus tetapi untuk nikmat yang jarang diperoleh. 


Sujud syukur juga disyariatkan ketika terhindar dari musibah tertentu atau umum. Contoh praktik sujud syukur termasuk saat mendapatkan anak yang dinanti, memperoleh harta yang diharapkan, mendapatkan jabatan, atau mendapatkan pertolongan dari musuh. Sujud ini dilakukan sebagai ungkapan syukur kepada Allah dengan bacaan yang sama seperti bacaan saat sujud dalam shalat.


Sujud Syukur Sama dengan Sujud Tilawah

Dalam Ghayah Al-Muqtashidin Syarh Manhaj As-Salikin (1:282) disebutkan bahwa sujud syukur mirip dengan sujud tilawah. Namun, perbedaannya terletak pada fakta bahwa sujud syukur tidak disyariatkan dalam shalat karena tidak terkait langsung dengan ibadah shalat seperti halnya sujud tilawah.

Tata Cara Sujud Syukur

Tata cara sujud syukur mirip dengan sujud tilawah, yaitu dengan melakukan satu kali sujud. Saat akan bersujud, hendaklah dalam keadaan suci dan menghadap kiblat. Kemudian bertakbir sebelum melakukan sujud. 

Bacaan yang dibaca saat sujud sama seperti bacaan dalam shalat. Setelah itu, bertakbir lagi dan mengangkat kepala. Setelah selesai sujud syukur, tidak ada salam dan tasyahud.

Bacaan Sujud dalam Sholat


Bacaan Pertama


Dari hadits Hudzaifah, ia menyatakan bahwa ia pernah shalat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika rukuk, beliau mengucapkan:


Arab: سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ


Latin: SUBHANAA ROBBIYAL ‘AZHIM


Artinya: "Mahasuci Rabbku yang Maha Agung."


Dan ketika sujud, beliau mengucapkan:


Arab: سُبْحَانَ رَبِّىَ الأَعْلَى


Latin: SUBHANAA ROBBIYAL A’LAA


Artinya: "Mahasuci Rabbku yang Maha Tinggi." (HR. Muslim, no. 772 dan Abu Daud, no. 871).


Bacaan Kedua


Bacaan ini adalah:


Arab: سُبْحَانَ رَبِّىَ الأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ


Latin: SUBHANA ROBBIYAL A’LAA WA BI HAMDIH


Artinya: "Mahasuci Rabbku yang Mahatinggi dan pujian untuk-Nya." Ini dibaca tiga kali. (HR. Abu Daud, no. 870, sahih).


Bacaan Ketiga


Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, ia menyampaikan bahwa ketika sujud, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca:


Arab: اللَّهُمَّ لَكَ سَجَدْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَلَكَ أَسْلَمْتُ، سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ، وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ، تَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الخَالِقِينَ


Latin: ALLAHUMMA LAKA SAJADTU, WA BIKA AAMANTU WA LAKA ASLAMTU, SAJADA WAJHI LILLADZI KHALAQAHU, WA SHAWWARAHU, WA SYAQQA SAM’AHU, WA BASHARAHU. TABARAKALLAHU AHSANUL KHOOLIQIIN


Artinya: "Ya Allah, kepada-Mu lah aku bersujud, karena-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah diri. Wajahku bersujud kepada Penciptanya, yang Membentuknya, yang Membentuk pendengaran dan penglihatannya. Mahasuci Allah Sebaik-baik Pencipta." (HR. Muslim, no. 771).


Bacaan Keempat


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca saat sujud:


Arab: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ : دِقَّهُ وَجِلَّهُ ، وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ ، وَعَلاَنِيَتَهُ وَسِرَّهُ


Latin: ALLOHUMMAGH-FIR LII DZANBII KULLAHU, DIQQOHU WA JILLAHU, WA AWWALAHU WA AAKHIROHU, WA ‘ALAANIYATAHU WA SIRROHU


Artinya: "Ya Allah ampunilah seluruh dosaku, baik yang kecil maupun besar, yang pertama maupun terakhir, yang terang-terangan maupun rahasia." (HR. Muslim, no. 483).


Bacaan Kelima


Bacaan ini adalah:


Arab: سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي

Latin: SUBHANAKALLAHUMMA ROBBANAA WA BIHAMDIKA, ALLAHUMMAGHFIR-LII


Artinya: "Mahasuci Engkau ya Allah, Rabb kami; pujian untuk-Mu; ampunilah aku." (HR. Bukhari, no. 817 dan Muslim, no. 484).


Bacaan Keenam


Dari hadits yang diriwayatkan:


Arab: سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوحِ

Latin: SUBBUHUN QUDDUUS, ROBBUL MALAA-IKATI WAR RUUH

Artinya: "Mahasuci dan Maha Kudus; Rabbnya para malaikat dan ruh (yaitu Jibril)." (HR. Muslim, no. 487).


Bacaan Ketujuh


Dari Auf bin Malik Al-Asyja’i berkata bahwa ia berdiri bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat beliau membaca surah Al-Baqarah. 


Beliau tidak melewati ayat rahmat tanpa berhenti untuk memohon dan tidak melewati ayat siksa tanpa berlindung darinya. Ketika rukuk beliau membaca:


Arab: سُبْحَانَ ذِي الجَبَرُوْتِ وَالملَكُوْتِ وَالكِبْرِيَاء ِوَالْعَظَمَةِ

Latin: SUBHAANA DZIL JABARUUTI WAL MALAKUUTI WAL KIBRIYAA’ WAL ‘AZHOMAH

Artinya: "Mahasuci Allah Yang mempunyai keperkasaan dan kerajaan serta kesombongan dan keagungan." 


Kemudian beliau sujud seperti saat berdiri dan mengucapkan hal yang sama dalam sujudnya sebelum melanjutkan membaca surah Ali Imran dan seterusnya. (HR. An-Nasai, no. 1132; Abu Daud, no. 873. Hadits ini sahih menurut Syaikh Al-Albani).


Apakah Sujud Syukur Disyaratkan Bersuci dan Menghadap Kiblat?


Sujud syukur tidak disyaratkan untuk bersuci. Pendapat ini dipegang oleh ulama Malikiyyah, Ibnu Taimiyyah, Ibnul Qayyim, Asy-Syaukani, Ash-Shan’ani, Ibnu Baz, dan Ibnu ‘Utsaimin. 


Dalam Mulakhkhash fii Fiqh Al-‘Ibaadaat (hlm. 257) dijelaskan bahwa Ibnu Taimiyyah rahimahullah berpendapat bahwa sujud syukur tidak harus menghadap kiblat dan tidak harus dalam keadaan bersuci karena sujud syukur bukanlah bagian dari shalat; hal-hal tersebut hanya disunnahkan dan bukan syarat wajib.


Demikianlah pembahasan bacaan sujud syukur Arab, latin dan terjemahan. Semoga Allah jadikan kita hamba yang pandai bersyukur.

Topik Menarik