Putin Revisi Doktrin Nuklir Rusia, Inggris Cs Tak Takut
LONDON, iNews.id - Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menegaskan revisi doktrin nuklir Rusia tidak akan menghentikan negaranya untuk terus membantu persenjataan Ukraina.
Rusia merilis doktrin nuklir yang baru, di antaranya menargetkan negara-negara yang membantu Ukraina dalam menyerang wilayah negaranya dengan serangan nuklir. Rusia akan mempertimbangkan untuk menggunakan senjata nuklir jika menjadi sasaran, termasuk jika diserang menggunkan rudal konvensional yang didukung oleh negara-negara berkekuatan nuklir.
"Ada retorika tidak bertanggung jawab datang dari Rusia dan itu tidak akan menghalangi dukungan kami untuk Ukraina," kata Starmer, di sela KTT G20 di Rio de Janeiro, Brasil, seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (20/11/2024).
Hal serupa disampaikan Jerman yang mengaku tidak merasa terintimidasi oleh doktrin nuklir Rusia yang baru.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman Annalena Baerbock menegaskan, negaranya tak takut dengan ancaman nuklir Rusia saat menyampaikan pesan peringatan 1.000 hari perang Rusia-Ukraina.
"Kami tidak akan membiarkan diri kami terintimidasi, tidak peduli hal-hal baru apa yang digembar-gemborkan," ujarnya.
Sementara itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) menyatakan belum melihat indikasi Rusia akan menggunakan senjata nuklir di Ukraina.
"Kami tidak memiliki indikasi apa pun Rusia tengah mempersiapkan penggunaan senjata nuklir di Ukraina. Kami tidak melihat adanya perubahan yang perlu dilakukan terhadap postur nuklir kami," kata Wakil Juru Bicara Pentagon, Sabrina Singh.
AS menutup kedutaan besarnya di Kiev, Ukraina, hari ini setelah mendapat peringatan potensi serangan udara Rusia ke Kiev.
"Kedutaan Besar AS di Kiev menerima informasi spesifik tentang potensi serangan udara yang signifikan pada 20 November. Kedutaan Besar akan ditutup dan merekomendasikan warga AS untuk bersiap segera berlindung jika peringatan udara diumumkan," bunyi pernyataan Kedubes AS, seperti dikutip dari Sputnik.