Ukraina untuk Pertama Kali Tembakkan Rudal ATACMS ke Rusia, Ini Respons Menlu Lavrov
ISTANBUL, iNews.id - Ukraina untuk pertama kali menggunakan rudal jarak jauh dari Amerika Serikat (AS) ATACMS untuk menyerang wilayah Rusia. Serangan berlangsung pada Selasa (19/11/2024) atau sehari setelah Presiden Joe Biden memberi lampu hijau penggunaan senjata AS untuk menyerang wilayah Rusia.
Ukraina menembakkan rudal ATACMS ke wilayah Bryansk, mengincar fasilitas militer yang lokasinya tak jauh dari perbatasan kedua negara.
Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia menyatakan, lima rudal ATACMS dicegat oleh sistem pertahanan udara, sedangkan satu lainnya menghantam fasilitas militer memicu kebakaran.
Serangan tersebut berlangsung hanya beberapa jam setelah Rusia mengumumkan revisi doktrin nuklir.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov menyebut penggunaan rudal balistik ATACMS ke Bryansk sebagai sinyal bahwa negara Barat ingin meningkatkan eskalasi konflik Ukraina.
"Anda bertanya kepada saya, bagaimana saya tahu bahwa apa yang dipublikasikan New York Times itu benar atau sekadar upaya untuk mengetes situasi? Saya tidak tahu. Fakta bahwa rudal ATACMS digunakan berulang kali ke wilayah Bryansk malam ini, tentu saja, merupakan sinyal bahwa mereka menginginkan eskalasi," kata Lavrov, di sela KTT G20 Brasil.
Laporan NYT merujuk pada lampu hijau penggunaan rudal jarak jauh ARACMS yang diberikan Presiden AS Joe Biden bagi Ukraina untuk menyerang Rusia.
Meski demikian Lavrov tidak bisa mengonfirmasi informasi bahwa AS mengizinkan Ukraina untuk menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia. Informasi tersebut sejauh ini hanya tersiar di media massa dengan mengutip pernyataan sumber pejabat.
Rusia, lanjut Lavrov, akan merespons sesuai dengan keputusan AS untuk mengizinkan Ukraina menyerang ke wilayahnya.
Dia berharap negara Barat mempelajari dengan teliti perubahan doktrin nuklir Rusia sehingga bisa membuat keputusan yang tepat.
Rusia merilis revisi doktrin nuklir yang disebut Prinsip-Prinsip Dasar Kebijakan Negara Federasi Rusia tentang Pencegahan Nuklir.
Dokumen itu mencantumkan 10 ancaman yang memenuhi syarat untuk direspons dengan nuklir. Di antara ancaman itu adalah pengerahan kekuatan militer di dekat perbatasan Rusia, pengembangan sistem rudal antibalistik, penyebaran sistem senjata konvensional yang dapat menyerang wilayah Rusia, dan potensi rencana sabotase yang dapat menyebabkan bencana lingkungan berskala besar.
Daftar pemicu pembalasan nuklir mencakup informasi intelijen yang terkonfirmasi mengenai serangan besar-besaran menggunakan pesawat, rudal, dan drone, setelah senjata tersebut melintasi wilayah udara Rusia.