Gara-Gara Doyan Makan Burger dan Kentang Goreng, Mata Anak Ini Buta Permanen

Gara-Gara Doyan Makan Burger dan Kentang Goreng, Mata Anak Ini Buta Permanen

Gaya Hidup | inews | Selasa, 19 November 2024 - 07:57
share

JAKARTA, iNews.id - Jika Anda atau anak Anda punya kebiasaan makan junk food seperti burger hingga kentang goreng, maka disarankan untuk berhenti dan pilih real food. 

Kebiasaan makan junk food ternyata memberi dampak buruk bagi kesehatan. Itu yang dialami seorang anak berusia 12 tahun dari Massachusetts, Amerika Serikat. 

Menurut laporan Oddity Central, bocah tersebut secara tragis kehilangan kemampuan melihatnya secara permanen akibat pola makan junk food yang rendah gizi. Kebiasaan itu mengakibatkan saraf optiknya mengecil dan tidak ada harapan untuk pulih. 

Kasus ini dilaporkan dalam jurnal terbaru yang dirilis New England Journal of Medicine. Diterangkan di sana, seorang bocah laki-laki berusia 12 tahun, menderita autisme, alami kebutaan permanen akibat pola makan tidak sehat, yaitu gemar makan junk food, di antaranya burger, kentang goreng, donat, hingga jus buah dalam kemasan. 

Kondisi kesehatan si bocah, terdiagnosis autisme dengan fobia ekstrem terhadap tekstur makanan tertentu, sehingga orangtuanya merasa mustahil untuk memasukkan nutrisi penting ke pola makannya. Ini yang menjadi pemicu anak laki-laki itu suka makan junk food. 

Sampai akhirnya bocah itu mengeluh tak bisa melihat dengan jelas, khususnya saat pagi dan sore hari. Lain cerita jika siang, anak itu bilang penglihatannya normal. 

Tapi, lama kelamaan penglihatannya terus menurun dan tidak mengenal waktu. Dalam kurun waktu enam minggu pasca mengeluh adanya penurunan penglihatan, bocah itu hanya bisa bergerak jika orangtuanya membantu melewati rintangan. 

Nahas, suatu malam bocah itu terbangun dari tidur dan mengetahui matanya sama sekali tak bisa melihat. Dia teriak sangat kencang. 

Orangtua si anak langsung membawa bocah itu ke rumah sakit dan hasil tes menunjukkan kalau dia kekurangan nutrisi yang penting untuk kesehatan saraf optiknya. Saraf bocah itu diketahui mulai mengecil selama beberapa saat dan telah rusak total saat tiba di rumah sakit. 

Meski sudah diberi suplemen, dokter khawatir kondisinya sudah sangat parah, sehingga tidak ada yang bisa dilakukan untuk memulihkan penglihatan dia. 

"Sayangnya atrofi optik pasien parah. Tingkat kehilangan penglihatan yang parah ini tidak dapat dipulihkan jika ditemukan pada stadium lanjut. Beda cerita jika ditemukan pada tahap awal perjalanan penyakit, pemulihan defisit nutrisi dapat membantu perbaikan penglihatan," ungkap peneliti, dikutip Selasa (19/11/2024). 

Selama di rumah sakit, bocah 12 tahun itu diberikan suplemen seperti vitamin A, C, D, dan K, serta kalsium, tiamin, tembaga, dan zinc. Dia juga mulai makan selada dan keju di atas burgernya, tidak hanya daging dan rotinya. 

Orangtua si bocah juga diketahui menambahkan suplemen cair ke jus kotak. Tapi, anak kecil itu menolak, karena merasa ada yang berbeda dari rasa minumannya. 

Segala upaya memperbaiki gizi anak ini diharapkan dapat membantu pemulihan penglihatan anak laki-laki itu. 

Dokter di Rumah Sakit Anak Boston mengatakan, anak laki-laki itu memiliki gangguan makan yang bersifat menghindar atau membatasi (ARFID) yaitu gangguan makan yang memengaruhi sekitar setengah dari anak autis dalam berbagai tingkatan. 

Ini adalah kasus yang ekstrem, tetapi jelas bukan kasus yang jarang terjadi. Kasus serupa pernah juga dilaporkan sebelumnya, di Inggris maupun Amerika Serikat.  

Topik Menarik