Demonstran Israel Makin Beringas, Serang Rumah PM Netanyahu Pakai Flare
AMMAN, iNews.id - Demonstran Israel tampaknya sudah habis kesabaran. Mereka menyerang rumah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Kota Caesarea menggunakan flare, Sabtu (16/11/2024) malam.
Polisi telah menangkap tiga orang atas insiden tersebut. Motif dari serangan masih didalami. Namun para pejabat mencurigai para aktivis anti-pemerintah yang sejak lama, bahkan sebelum pecahnya perang di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, menuntut mundur Netanyahu.
Setelah perang pecah, desakan agar Netanyahu mundur semakin deras. Kali ini para aktivis bergabung dengan keluarga sandera Israel di Gaza. Mereka mendesak Netanyahu untuk menyepakati negosiasi damai dengan Hamas guna memulangkan sandera yang tersisa di Jalur Gaza.
"Tiga tersangka telah ditangkap (dalam perburuan) sepanjang malam terkait keterlibatan mereka dalam insiden," bunyi penyataan kepolisian Israel, dikutip dari Reuters, Minggu (17/11/2024).
Mereka akan diperiksa oleh tim penyelidik gabungan yakni dari kepolisian dan badan intelijen dalam negeri Shin Bet.
Pengadilan melarang publikasi terkait hasil penyelidikan maupun indentitas para pelaku setidaknya selama 30 hari.
Ketua parlemen Israel Knesset Amir Ohana menuduh demonstran anti-pemerintah di balik insiden itu. Hal itu didasarkan atas coretan di tembok dan jalaman yang isinya mirip dengan demonstrasi pada awal 2023, jauh sebelum pecahnya perang. Para aktivis menentang reformasi peradilan yang digulirkan pemerintahan sayap kanan Netanyahu karena hanya akan melanggengkan kekuasaannya dan menghindari dari tuntutan hukum terkait kasus korupsi.
Kepala Shin Bet Ronen Bar menyebut serangan flare tersebut merupakan insiden sangat serius, keluar dari aturan demonstrasi yang legal.
"Kita tidak menerima tindakan kekerasan apa pun terhadap simbol-simbol negara. Setiap kasus akan ditangani dengan sangat keras," kata Bar, dikutip dari Al Jazeera.
Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Kehakiman Israel Yariv Levin menuduh para pelaku berusaha menghancurkan pemerintah dari dalam.
Selain itu mantan anggota kabinet perang dan tokoh oposisi Benny Gantz juga ikut membela Netanyahu.
"Jika kecurigaan itu benar dan aktivis berada di balik penembakan suar di kediaman perdana menteri, harus dikatakan dengan tegas, ini bukan unjuk rasa, ini terorisme," kata Gantz, di media sosial X.
Ini bukan kali pertama rumah Netanyahu yang sama menjadi target serangan. Pada 19 Oktober lalu, drone Hizbullah Lebanon menghantam jendela kamar Netanyahu, namun dia saat itu tak berada di rumah.