7 Contoh Teks Hikayat Singkat Beserta Strukturnya, Lengkap!
JAKARTA, iNews.id - Contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya berikut ini bisa jadi referensi belajar siswa. Materi satu ini kerap kita temukan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Mengutip Rianto (2018), pada bukunya yang berjudul Buku CCM Cara Cepat Menguasai Bahasa Indonesia SMA/MA, teks hikayat adalah salah satu karya sastra jenis prosa yang mengisahkan tentang kehidupan dari keluarga istana atau bangsawan, atau tokoh-tokoh legendaris lainnya.
Teks yang termasuk dalam jenis prosa naratif tradisional ini berasal dari daerah Melayu. Adapun cerita-cerita ini sering kali dibumbui dengan hal-hal ajaib, mistis, dan romantisme. Selain itu, teks ini terdiri dari enam struktur, yakni abstraksi, orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, dan koda.
Melansir berbagai sumber, Rabu (13/11/2024), berikut contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya yang bisa dipelajari dan dipahami.
Contoh Teks Hikayat
1. Contoh 1: Hikayat Batu Bersurat
Abstraksi: Sebuah batu bertuliskan petunjuk menuju harta karun menjadi rebutan banyak orang.
Orientasi: Di sebuah desa terpencil, ditemukan sebuah batu besar bertuliskan petunjuk menuju harta karun yang terpendam.
Komplikasi: Banyak orang dari berbagai penjuru datang ke desa itu untuk mencari harta karun tersebut. Mereka saling bertengkar dan berkhianat demi mendapatkan harta.
Resolusi: Setelah mencari berhari-hari, mereka tidak menemukan harta karun apa pun. Mereka baru menyadari bahwa harta yang sebenarnya adalah persatuan dan kerja sama.
Koda: Kisah ini mengajarkan kita bahwa harta yang paling berharga adalah kebersamaan dan kerja sama.
2. Contoh 2: Hikayat Hang Tuah
Abstraksi: Kisah tentang Hang Tuah, seorang pahlawan Melayu yang mendapatkan keris sakti.
Orientasi: Dahulu kala, di sebuah negeri Melayu, hiduplah seorang pemuda gagah berani bernama Hang Tuah. Ia sangat pandai bela diri dan memiliki hati yang mulia.
Komplikasi: Suatu hari, Hang Tuah mendapat tugas dari raja untuk mencari keris sakti yang konon dapat mengalahkan semua musuh. Perjalanan Hang Tuah penuh dengan rintangan dan bahaya.
Evaluasi: Setelah melewati berbagai ujian, Hang Tuah akhirnya menemukan keris sakti itu di sebuah gua yang tersembunyi. Namun, untuk mendapatkan keris tersebut, ia harus menghadapi penjaga gua yang sangat kuat.
Resolusi: Dengan keberanian dan kepandaiannya, Hang Tuah berhasil mengalahkan penjaga gua dan mendapatkan keris sakti. Ia kemudian kembali ke kerajaan dan menyerahkan keris itu kepada raja.
Koda: Berkat keris sakti itu, kerajaan menjadi aman dan sejahtera. Nama Hang Tuah pun harum di seluruh negeri sebagai seorang pahlawan yang gagah berani.
3. Contoh 3: Hikayat Bunga Kemuning
Abstraksi: Kisah tentang seorang putri yang baik hati di tengah saudara-saudarinya yang manja.
Orientasi: Dahulu kala, hiduplah seorang raja yang memiliki sepuluh putri. Sembilan di antaranya terkenal manja dan rewel. Namun, putri bungsu bernama Putri Kemuning sangat berbeda. Ia dikenal baik hati dan suka menolong.
Komplikasi: Suatu hari, raja harus pergi berlayar. Sebelum berangkat, ia meminta setiap putrinya untuk memilih hadiah. Sembilan kakak Putri Kemuning meminta perhiasan dan pakaian mewah. Namun, Putri Kemuning hanya meminta agar ayahnya kembali dengan selamat.
Evaluasi: Ketika raja pergi, kesembilan kakak Putri Kemuning semakin menjadi-jadi. Mereka merusak istana dan membuat kekacauan.
Resolusi: Saat raja kembali, ia sangat kecewa melihat kondisi istana. Namun, ia sangat senang melihat Putri Kemuning yang tetap baik hati dan menjaganya. Raja pun memberikan hadiah istimewa kepada Putri Kemuning.
Koda: Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya bersikap baik hati dan tidak manja.
4. Contoh 4: Diangkat Kembali Menjadi Raja
Abstraksi: Alkisah, baginda raja bercerita tentang kisahnya yang membuangkan diri bersama permaisurinya.
Orientasi: Raja itu pergi karena kalah dalam perang. Raja itu menemukan tempat yang besar kerajaan di luar negeri tempat ia tinggal.
Komplikasi: Raja negeri yang disinggahi oleh baginda raja kala itu telah wafat. Raja itu tidak memiliki seorang anak dan kerabat. Negeri ini telah hampa karena tidak ada raja yang memimpin. Semua menteri, prajurit istana, dan orang-orang penting di negeri itu mengadakan pertemuan untuk bermusyawarah menentukan siapa pengganti raja. Semua orang terdiam tanpa ada yang mengawali pembicaraan. Mereka bingung untuk memutuskan siapa yang pantas untuk menggantikan raja.
Evaluasi: Akhirnya seorang menteri yang paling tua berkata, “Saya ingat perkataan raja seperti ini, jika negeri ini tidak ada rajanya, maka lepaskanlah gajah yang sakti itu. Barang siapa yang ditemui oleh gajah itu, maka itulah raja baru, yang bisa membuat negeri ini sentosa”.
Semua menteri, prajurit istana, dan orang-orang yang sedang berkumpul dan mendengar amanat itu langsung menyetujui ucapan menteri tua tadi. Gajah kesaktian itu pun akhirnya dikeluarkan dengan alat kerajaan. Ia menghampiri baginda raja bersama istrinya.
Resolusi: Baginda raja begitu senang melihat penyambutan ini. Ia menceritakan mengenai kisahnya membuangkan diri. Semua menteri dan orang-orang penting kerajaan ini menerima masa lalu raja dan langsung memberi arahan pada baginda raja dan permaisurinya untuk naik ke atas gajah.
Gajah kesaktian ini tidak pernah salah memilih tuannya. Baginda Raja dan Permaisuri akhirnya naik ke atas gajah dengan dipayungi payung kerajaan pergi menuju istana. Terdengarlah suara ramai yang menyambut kedatangan raja baru. Kini, negeri ini sudah tidak lagi hampa karena memiliki raja yang baru.
Koda: Baginda Raja begitu disanjung karena memimpin dengan adil dan murah hati, dan sering menyapa semua rakyat, baik itu miskin ataupun kaya. Negeri yang dipimpin Baginda Raja begitu sentosa.
5. Contoh 5: Panji Semirang
Abstraksi: Satu kerajaan yang mana berita tentang Galuh Cendera Kirana yang mana putri dari Baginda Raja Nata yang amat ta’lim dan hormat kepada orangtuanya akan bertunangan dengan Raden Inu Kini telah terdengar beritanya oleh Galuh Ajeng. Mendengar berita ini Galuh Ajeng sangat teriris hatinya dan menangislah ia melihat keadaan ini.
Komplikasi: Melihat hal ini, Paduka Liku yang tak lain adalah ayah dari galuh ajeng sangat menyayangkan hal tersebut. Sangat sedih ia melihat tingkah laku putrinya tersebut.
Evaluasi: Tidak hentinya rasa benci, dengki, serta dendam di dalam hati Paduka Liku sehingga ia berencana untuk membunuh Galuh Cendera Kirana serta Paduka Nata. Ia meracuni makanan yang hendak mereka makan yang mana makanan tersebut telah dipersiapkan oleh dayang-dayang istana.
Resolusi: Agar, jikalau Galuh Cendera Kirana mati maka pastilah putrinya Galuh Ajeng yang kelak menggantikan posisi Galuh Cendera Kirana untuk ditunangkan dengan Raden Inu Kini begitu pula dengan Raja Nata yang apabila mati, kelak Raja Liku yang akan menggantikan posisinya.
Koda: Dan pada saat tersebut Raja Liku meminta tolong kepada saudaranya yang juga menteri untuk mencarikan baginya seorang yang pandai membuat guna guna untuk mengguna-gunai raja nata serta putrinya. Setelah di dapatkan dari pencarian yang panjang oleh saudaranya tersebut, disampaikanlah kepada Raja Nata apa-apa yang harus dilakukannya kini sesuai dengan pesan dari ahli guna-guna tersebut.
6. Contoh 6: Antu Ayek
Abstraksi: Suatu hari, di sebuah desa ada seorang ayah yang terpaksa menikahkan Gadis Juani dengan Bujang Juandan karena terjerat utang pada keluarga sang bujang.
Komplikasi: Bujang Juandan memang pemuda dari keluarga kaya raya. Tetapi yang membuat Gadis Juani sedih adalah rupa Bujang Juandan yang tidak tampan. Selain itu, Bujang Juandan pun menderita penyakit kulit di sekujur tubuhnya, sehingga dia juga dikenal sebagai Bujang Kurap.
Evaluasi: Namun pada akhirnya di malam pernikahan, Gadis Juani tidak kuasa membendung kesedihan ketika arak-arakan rombongan Bujang Juandan tiba.
Resolusi: Di tengah kekalutan pikiran sambil berurai air mata, dia keluar lewat pintu belakang rumah dan berlari menuju sungai.
Koda: Dia mengakhiri hidupnya di sungai itu dan menjadi arwah penunggu sungai yang dikenal sebagai Antu Ayek.
7. Contoh 7: Tiga Pengembara Lapar
Abstraksi: Dikisahkan, tiga orang pengembara yaitu Buyung, Kendi, dan Awang, sedang dalam pengembaraan. Ketika tiba di sebuah hutan, perut mereka sangat kelaparan tetapi perbekalan mereka sudah habis.
Komplikasi: Dalam keadaan lapar, Kendi dan Buyung pun sesumbar bahwa mereka bisa menghabiskan nasi sekawah dan 10 ekor ayam seorang diri dalam keadaan seperti ini. Namun, tidak seperti teman-temannya, Awang hanya mengharapkan sepiring nasi dan lauk yang cukup untuk mengisi perutnya.
Evaluasi: Tidak disangka-sangka, mereka menemukan sebuah pohon ara ajaib yang mendengarkan permintaan mereka. Kemudian, pohon itu menggugurkan tiga daun yang setiap lembarnya berubah menjadi makanan yang mereka inginkan. Setelah mendapat makanan secukupnya, Awang pun berhenti makan, tetapi dua sahabatnya itu masih melanjutkan makan.
Resolusi: Kendi dan Buyung akhirnya berhenti karena merasa kekenyangan dan tidak sanggup menghabiskan makanan yang mereka minta. Akhirnya, nasi yang tidak termakan itu marah lalu menggigit tubuh Kendi. Kemudian, Buyung yang hanya dapat menghabiskan satu ekor ayam saja, membuang sisa sembilan ekor ayam ke semak-semak.
Koda: Tanpa diduga, ayam-ayam itu kemudian menyerangnya. Awang hanya bisa terdiam melihat sahabat-sahabatnya tewas mengenaskan.
Itulah ulasan mengenai contoh teks hikayat beserta strukturnya. Semoga bermanfaat!