Neta Stop Produksi Mobil di China, Gaji Karyawan Dipangkas

Neta Stop Produksi Mobil di China, Gaji Karyawan Dipangkas

Otomotif | inews | Kamis, 7 November 2024 - 15:47
share

BEIJING, iNews.id - Kabar mengejutkan datang dari pabrikan mobil listrik China, Neta. Mereka dilaporkan menghentikan produksi di pabrik Zhejiang, China dan memangkas gaji karyawan.

Apa penyebabnya? Dilansir dari DoNews, Kamis (7/11/2024), disebutkan pabrik Neta di Tongxiang, Zhejiang, akan menghentikan produksi selama setengah bulan. Pabrik tersebut merupakan pabrik manufaktur utama yang direncanakan memiliki kapasitas produksi 200.000 unit kendaraan. 

Neta juga dilaporkan memangkas gaji karyawan setelah perusahaan gagal membayar gaji bulan tepat waktu karena utang kepada pemasok. Gaji karyawan level tinggi Neta dipotong hingga 30 persen. 

Dalam tanggapan resmi yang disampaikan pada 31 Oktober, Neta menyatakan perusahaan meluncurkan rencana insentif ekuitas untuk seluruh staf. Menurut laporan internal, perusahaan yang merupakan bagian dari Hozon Auto akan mengambil 5 persen saham sebagai insentif bagi karyawan.

Diketahui, Neta didirikan pada 2018 oleh Hozon Auto sebagai produsen kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV). 
Perusahaan yang memproduksi mobil listrik terjangkau pada 2022 berhasil melampaui pabrikan mobil lain, seperti Li Auto, Nio dan Xpeng, dengan volume produksi tahunan lebih dari 150.000 unit mobil. 

Saat itu, Neta memutuskan naik kelas dengan meluncurkan model yang secara teknis canggih dengan harga lebih tinggi, yaitu Neta Aya (Neta V II), Neta X, Neta GT, Neta L, Neta S, dan Neta S Hunting. Model yang sudah mengaspal di Indonesia adalah Neta V II dan Neta X.

Namun, volume penjualan mobilnya justru terus menurun di China. Dari Januari hingga September 2024, Neta hanya mengirimkaan 53.853 unit kendaraan di dalam negeri, kurang dari 30 persen dari target penjualan tahunan. 

Di sisi lain, kerugian bersih perusahaan induk Neta, Hozon Auto, meningkat dari tahun ke tahun di China. Kerugian bersihnya meningkat dari 4,84 miliar yuan (Rp10,66 triliun) pada 2021 menjadi 6,67 miliar yuan (Rp14,7 triliun) pada 2022, dan 6,87 miliar yuan (Rp15,14 triliun) pada 2023. 

Kendati secara keseluruhan penjualan mobil di China melambat, namun mereka punya harapan di pasar luar negeri. Neta telah memasuki beberapa pasar di Asia Tengah, Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Afrika Selatan serta berniat memasuki pasar Eropa. Bagaimana dengan di Indonesia? Belum ada keterangan resmi dari Neta Indonesia.

Topik Menarik