Pertahanan Siber Masih Lemah, Indonesia Gandeng Hungaria Analisis Serangan Malware
JAKARTA, iNews.id - Himpunan Pengusaha Keamanan Siber Indonesia (Hipkasi) mengungkapkan serangan terhadap Pusat Data Nasional (PDN) baru-baru ini telah mengungkap kelemahan serius sistem pertahanan siber Indonesia. Ini dapat mengancam stabilitas nasional.
Ketua Umum Hipkasi, Laksamana Madya TNI (Purn) Dr Desi Albert Mamahit mengatakan peningkatan kesadaran terhadap bahaya siber mulai dari tingkat individu hingga nasional adalah langkah pertama yang sangat krusial.
"Pertama, kita perlu meningkatkan kesadaran pribadi dan keluarga tentang pentingnya keamanan dalam penggunaan gadget dan internet, mulai dari smartphone hingga komputer. Di lingkungan kerja, seluruh staf hingga pimpinan juga harus memiliki pemahaman ini," ujar Mamahit dalam Focus Group Discussion (FGD) Analisis Malware sebagai Fondasi Pertahanan Siber Pemerintah dilansir Kamis (7/11/2024).
Dia menekankan pentingnya pendekatan kolaboratif dalam memperkuat pertahanan siber nasional. Teknologi antivirus tradisional perlu dilengkapi dengan alat analisis malware canggih untuk mencapai deteksi ancaman yang optimal. Integrasi antara berbagai perangkat lunak keamanan dan kolaborasi lintas sektor diharapkan dapat meningkatkan kapabilitas Indonesia dalam menghadapi serangan yang terus berkembang dari waktu ke waktu.
“Pemerintah harus berkolaborasi dengan sektor swasta, termasuk penyedia teknologi, perangkat lunak, dan perangkat keras, untuk memastikan keamanan yang efektif,” kata Mamahit.
Mamahit menuturkan FGD ini bukan hanya membentuk kerja sama, tetapi juga kesempatan belajar dari ahli keamanan siber Hungaria serta mendorong kolaborasi nyata dengan melibatkan akademisi.
"Mereka membuka kesempatan untuk pelatihan dan edukasi, dan kami akan membantu menjalin hubungan dengan universitas dan perguruan tinggi di Indonesia untuk dapat berbagi pengetahuan tersebut," ujar Mamahit.
Wakil Ketua Komite Bilateral Hongaria dan Kroasia Kadin Indonesia, Reza Maulana menerangkan saat ini kehidupan dunia saling terkoneksi. Sebab itu, banyak elemen siber yang harus diperhatikan, baik di level personal, organisasi atau bisnis, maupun di tingkat negara.
Menurut Reza, kerja sama antara Hungaria dan Indonesia, melalui transfer pengetahuan, dapat memperkuat ekosistem keamanan siber Indonesia. "Kadin, khususnya Komite Bilateral Indonesia-Hungaria dan Kroasia, melihat adanya potensi transfer pengetahuan untuk membangun sistem keamanan mandiri dengan mengandalkan keahlian dari pihak Hungaria, terutama dalam bidang analisis malware,” ujar Reza.