Pasar Otomotif Makin Ketat, Ini Strategi Wuling Hadapi Persaingan
JAKARTA, iNews.id - Pasar otomotif di Indonesia semakin ketat seiring dengan banyaknya merek dan produk baru bermunculan. Sementara ceruk pasar belum berkembang seiring dengan situasi ekonomi dan politik yang memengaruhi daya beli masyarakat.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memprediksi penjualan otomotif di Indonesia mengalami koreksi dengan penjualan sekitar 900 ribu unit atau lebih rendah dari tahun sebelumnya. Gaikindo pun terus mendorong para produsen melakukan upaya dalam mendongkrak industri otomotif.
Sebab itu, berbagai strategi dilakukan pabrikan otomotif untuk meningkatkan penetrasi pasar. Salah satunya dilakukan Wuling Motors.
Pabrikan asal China ini menggelar event Wuling OctoFest di sejumlah tempat. Dalam rangkaian event ini, Wuling memboyong delapan unit kendaraan mulai dari segmen EV ABC Stories, terdiri atas Air ev, Binguo EV, dan Cloud EV. Kemudian segmen mobil hybrid New Almaz RS Hybrid, serta kendaraan ICE, Alvez dan Cortez.
“Wuling Octofest merupakan bagian dari komitmen kami untuk memberikan pengalaman langsung kepada konsumen mengenai produk-produk inovatif yang dimiliki Wuling. Acara ini memungkinkan pengunjung lebih mengenal teknologi yang ditawarkan pada lini produk kami, mulai dari kendaraan listrik (EV), hybrid, hingga mesin pembakaran internal (ICE)," ujar Sales Operation Director Wuling Motors, Kharismawan Awangga, dalam keterangan persnya, Kamis (10/10/2024).
"Selain itu, pengunjung juga dapat mencoba pengalaman berkendara melalui berbagai unit test drive yang kami siapkan, serta menikmati berbagai program istimewa,” katanya.
Diketahui, mereka menggelar pameran di Summarecon Mall Serpong (SMS) pada 9-13 Oktober 2024. Dilanjutkan dengan pameran di Central Park, pada 16 sampai dengan 20 Oktober 2024.
Sebelumnya, Public Relations Manager Wuling Motors Brian Gomgom menyebutkan, ada celah untuk menaikkan penjualan mobil secara umum, yaitu dengan mendorong penjualan mobil listrik.
"Penjualan mobil secara umum kalau dibilang turun, tapi segmen EV (kendaraan listrik) cenderung lebih stabil. Jadi segmen EV terus bertumbuh. Artinya, jika EV tumbuh makin banyak melirik EV," kata Gomgom.