Ekonom Sebut Rencana Prabowo Ubah Skema Subsidi Energi Jadi Bantuan Tunai Lebih Tepat Sasaran

Ekonom Sebut Rencana Prabowo Ubah Skema Subsidi Energi Jadi Bantuan Tunai Lebih Tepat Sasaran

Ekonomi | inews | Sabtu, 28 September 2024 - 21:01
share

JAKARTA, iNews.id - Pengamat Ekonomi Energi UGM, Fahmy Radhi menyebut rencana pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk mengubah penyaluran subsidi energi bahan bakar minyak (BBM) hingga listrik menjadi subsidi bantuan langsung tunai lebih tepat sasaran.

Dia mengakui skema subsidi seperti saat ini jauh lebih mudah diterapkan karena tanpa data, namun skema pemberian subsidi kepada barang seperti yang selama ini berlaku masih kerap salah sasaran. 

"Dan kalau tidak salah, salah sasarannya itu sekitar Rp90 triliun per tahun. Kalau dasar tahun yang lalu itu Rp90 triliun gitu ya, kalau sekarang meningkat ya mungkin Rp120 triliunan mungkin gitu ya," ujarnya ketika dihubungi iNews.id, Sabtu (28/9/2024). 

Karena itu, Fahmy mengungkapkan apabila skema subsidi energi ini mau diubah menjadi bantuan langsung tunai (BLT), maka penyalurannya akan lebih tepat sasaran. Selain itu, implementasinya juga tentu membutuhkan data penerima yang terbaru. 

"Data yang updating dan data orang yang berhak tadi. Nah kalau memang Prabowo nanti akan mengubah itu. Kalau menurut saya itu saya kira sangat tepat gitu ya. Karena lebih cepat sasaran dan lebih adil, dan itu agak sulit memang diterapkan karena harus ada data yang terupdate tadi," tuturnya.

Fahmi menuturkan, data itu bisa didapatkan dari penerima bantuan sosial (bansos) yang selama ini sudah disalurkan melalui Kementerian Sosial (Kemensos) untuk pembagian BLT. 

"Nah tetapkan saja yang berhak menerima dari BLT tadi ya, artinya ditambahkan berapa subsidi yang diperoleh untuk setiap liter taruh lah Pertalite. Kalau Pertalite harga pasar Rp12.000 kemudian sekarang Rp10.000 maka dia akan memperoleh subsidi sebesar Rp2.000 per liter. Nah berapa jumlahnya itu? Saya kira bisa dihitung, tetapi itu lebih tepat sasaran tadi," paparnya. 

"Nah dengan cara itu tidak mungkin lagi akan salah sasaran. Nah yang tidak terdaftar dalam BLT tadi atau tidak meroleh tadi, maka dia memang harus membeli harga, kalau Pertalite harga pasar tadi," tuturnya. 

Topik Menarik