Bikin Merinding, Gadis 14 Tahun Tembak Mati Ibunya dengan Santai lalu Ajak Teman ke Rumah Pamerkan Mayat

Bikin Merinding, Gadis 14 Tahun Tembak Mati Ibunya dengan Santai lalu Ajak Teman ke Rumah Pamerkan Mayat

Terkini | inews | Sabtu, 21 September 2024 - 06:15
share

MISSISSIPPI, iNews.id - Seorang gadis remaja berusia 14 tahun di Mississippi, Amerika Serikat, tega menembak mati ibunya. Yang mencengangkan, rekaman CCTV menunjukkan pelaku bernama Carly Gregg bersikap santai setelah aksi mengerikan itu dan mengundang teman ke rumah untuk memamerkan mayat sang ibu. 

Dilansir dari Daily Mail, Gregg menembak ibunya Ashley Smylie, seorang guru matematika berusia 40 tahun, di bagian wajah hingga tewas pada 19 Maret 2024 lalu. Remaja itu kini menghadapi persidangan yang telah memasuki hari keempat, Kamis 19 September. Dia didakwa dengan pasal pembunuhan, percobaan pembunuhan, dan pemalsuan barang bukti.

Dalam rekaman CCTV saat kejadian, Gregg tak hanya terlihat santai usai menghabisi nyawa ibunya, tetapi juga sebelumnya. Saat persidangan, ekspresi Gregg juga menjadi sorotan dan membuat merinding. Dia tertangkap kamera tersenyum dan tertawa. Wajahnya sama sekali tidak menunjukkan kesedihan, apalagi penyesalan. 

Detik-Detik Gregg Bunuh Ibunya

Detik-detik sebelum dan setelah Gregg menembak ibunya terekam kamera. Remaja yang mengenakan kaus Nirvana itu terlihat mondar-mandir di dapur dan koridor rumah.

Tangkapan layar detik-detik Carly Gregg, remaja 14 tahun, sebelum menembak mati ibunya di Mississippi, Amerika Serikat. (Foto: Laws & Crime Network via Daily Mail)
Tangkapan layar detik-detik Carly Gregg, remaja 14 tahun, sebelum menembak mati ibunya di Mississippi, Amerika Serikat. (Foto: Laws & Crime Network via Daily Mail)

Gregg lalu menghilang sebentar dari kamera, sebelum kembali lagi sambil memegang pistol yang disembunyikan di belakang punggung. Dia mengintip ke dapur, kemudian berjalan menjauh dari kamera lagi ke arah berlawanan. Tak lama, terdengar suara tembakan tiga kali.

Setelah tembakan pertama, sempat terdengar suara ibu Gregg berteriak dan selanjutnya tak terdengar lagi. Beberapa saat kemudian, Gregg kembali terlihat di kamera. Dia dengan santai duduk di bangku di dapur, mengirim pesan teks di ponsel sementara kedua anjingnya menonton.

Gregg belakangan diketahui ternyata mengirimkan pesan dari ponsel ibunya yang sudah tewas kepada ayah tirinya. Isinya, "Kapan kamu pulang, Sayang?" 

Heath yang mengira pesan itu dari istrinya pun pulang ke rumah. Namun, Gregg malah menembaknya yang mengenai bahu sekali. Heath merebut pistol dari anak tirinya lalu melarikan diri.

Polisi mengatakan, Gregg kemudian mengirim pesan singkat kepada salah satu temannya, meminta untuk datang ke rumah karena keadaan darurat. Ketika temannya tiba, Gregg bertanya, apakah dia pernah melihat mayat sebelumnya. Dia lalu tanpa rasa bersalah membawa temannya ke kamar, menunjukkan mayat ibunya.

Ayah tiri Gregg, Heath yang selamat dari serangan itu, bersaksi di pengadilan, dia melihat istrinya berlumuran darah ketika dia tiba di rumah. Dia tak menyangka gadis kecil yang dulunya manis, bisa berbuat sekeji itu. Saat kejadian, dia melihat Gregg seperti setan.

"Ketika saya membuka pintu dapur, pistol itu melesat di wajah saya dan meletus dua kali lagi. Tetapi tangan saya memegang pistol itu setelah tembakan pertama dan saya merebutnya dari Carly (Gregg)," kata Heath saat persidangan.

Tersenyum dan Tertawa di Persidangan

Proses persidangan Carly Gregg menjadi sorotan karena ekspresinya yang membikin merinding. Dalam sidang yang disiarkan langsung itu menunjukkan Gregg melihat seorang anggota tim pembelanya menuliskan sesuatu di selembar kertas. Isi catatan tersebut tidak jelas. 

Carly Gregg, remaja 14 tahun yang menembak mati ibunya, tersenyum dan menutup mulutnya saat persidangan di Mississippi, Amerika Serikat, Kamis, 19 September 2024. (Foto: Laws & Crime Network via Daily Mail)
Carly Gregg, remaja 14 tahun yang menembak mati ibunya, tersenyum dan menutup mulutnya saat persidangan di Mississippi, Amerika Serikat, Kamis, 19 September 2024. (Foto: Laws & Crime Network via Daily Mail)

Gregg kemudian tersenyum dan tertawa, lalu menutup mulutnya dengan tangan, seperti menahan diri agar tidak tertawa lepas. Namun, audio tidak tersedia saat siaran langsung sehingga tidak diketahui apa yang dikatakan Gregg, setelah ekspresinya itu.

Rebecca Kirk, seorang konselor profesional yang menemui Gregg sembilan kali pada minggu-minggu menjelang penembakan, bersaksi pada Kamis lalu tentang perilaku remaja itu selama sesi mereka. Beberapa minggu sebelum penembakan, tepatnya pada tanggal 14 Februari, Gregg mengatakan berencana untuk membaca Crime and Punishment. 

Novel Fyodor Dostoevsky tahun 1886 itu mengisahkan Raskolnikov, seorang nihilis Rusia yang menurut Kirk, sangat cerdas dan memiliki pikiran obsesif untuk membunuh seorang perempuan. Tokoh dalam novel tersebut berkesimpulan, orang-orang luar biasa berhak membunuh orang lain demi kebaikan masyarakat. Namun, Gregg tidak sempat membaca buku tersebut.

Sementara psikiater Andrew Clark yang juga dihadirkan dalam persidangan mengatakan, dia meyakini Gregg pingsan hingga 90 menit pada hari terjadinya penembakan. Namun, dia juga mengakui seseorang dalam posisi Gregg pasti memiliki motif untuk memalsukan penyakit mental.

Clark mengatakan, Gregg melaporkan kepadanya mengalami halusinasi selama bertahun-tahun sebelum menembak ibunya. Namun, suara-suara di kepalanya tidak pernah memerintahkannya untuk melakukan apa pun.

Topik Menarik