Israel Panik, Rudal Hipersonik Houthi Tempuh 2.000 Km Gagal Dicegat Iron Dome

Israel Panik, Rudal Hipersonik Houthi Tempuh 2.000 Km Gagal Dicegat Iron Dome

Terkini | inews | Minggu, 15 September 2024 - 19:24
share

GAZA, iNews.id - Israel dilanda kepanikan setelah rudal hipersonik kelompok Houthi Yaman mampu menerobos masuk negara itu, Minggu (15/9/2024). Tak satu pun sistem pertahanan Israel yang mencegat rudal tersebut sehingga menghantam area terbuka di dekat Tel Aviv.

Ini merupakan momen langka serangan rudal dari luar, terutama Yaman, gagal dicegat sistem pertahanan Israel yang dikenal canggih.

Juru Bicara Houthi Nasruddin Amer mengklaim di media sosial X, Angkatan Udara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menembakkan 20 proyektil untuk mencegat rudal tersebut, namun tak ada yang bisa menjatuhkannya.

"Pertahanan udara gagal dan rudal Yaman berhasil mencapai sasaran, syukurlah. Sebelumnya pesawat tanpa awak dan sekarang rudal, semuanya berhasil mencapai sasaran tanpa hambatan apa pun. Masa depan akan jauh lebih baik," katanya, dikutip dari Al Jazeera.

Serangan rudal Houthi sempat menimbulkan kepanikan di kota-kota wilayah selatan dan tengah Israel. Sirine peringatan serangan udara Israel meraung-raung sepanjang waktu pada pagi hari. Meski rudal jatuh di area terbuka sebelah selatan Tel Aviv dan memicu kebakaran, sembilan orang dilaporkan terluka.

"Ini baru permulaan," kata Amer.

Kelompok Houthi menyatakan pasukannya melakukan operasi militer yang menargetkan fasilitas militer di Jaffa menggunakan rudal balistik hipersonik baru yang berhasil mencapai target.

Juru bicara militer Houthi Yahya Saree mengatakan, operasi tersebut menggunakan rudal balistik hipersonik baru yang sulit dicegat, termasuk Iron Dome serta lainnya.

Saree mengklaim, rudal tersebut menempuh jarak 2.040 km dalam 11,5 menit, menyebabkan sekitar 2 juta penduduk Israel melarikan diri ke tempat-tempat perlindungan untuk pertama kali sejak perang 7 Oktober.

Dia juga memperingatkan Israel mengenai operasi yang lebih keras lagi menjelang peringatan setahun serangan Hamas pada 7 Oktober mendatang.

Sementara itu petugas medis Israel menjelaskan, sembilan korban luka tersebut bukan akibat langsung dari serangan rudal, melainkan akibat panik saat menuju tempat perlindungan.

Dalam rapat kabinet hari ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan akan memastikan Houthi membayar mahal atas serangan tersebut.

Topik Menarik