Survei Pandawa Research Pendatang Baru Ungguli Petahana di Pilkada Jepara, Ini Kata Akademisi

Survei Pandawa Research Pendatang Baru Ungguli Petahana di Pilkada Jepara, Ini Kata Akademisi

Terkini | inews | Kamis, 4 Juli 2024 - 22:27
share

JAKARTA, iNews.id - Hasil survei Pandawa Research untuk Pilkada Jepara 2024 menempatkan calon pendatang baru unggul dari petahana. Dalam survei yang dilakukan pada Juni 2024, ada tiga calon Bupati Jepara dengan tingkat dukungan paling tinggi, yakni pendatang baru Witiarso Utomo 27,1 persen, disusul bupati petahana Dian Kristiandi 26,8 persen dan KH Nuruddin Amin 23,4 persen.

Dosen Ilmu Politik Universitas Negeri Semarang Niswa Adlina Labiba mengatakan, dalam ranah dunia politik, tinggi rendahnya suatu elektabilitas dipengaruhi tiga aspek preferensi politik. Pertama yaitu rasionality, dilihat dari sudut pandang seberapa jauh masyarakat menginginkan perubahan

"Hal ini bisa dilihat dari track record calon kepala daerah," ujarnya, Kamis (4/7/2024).

Kedua, aspek sosiologi yang bisa dilihat dari latar belakang, kerekatan sosial hingga kontribusi masyarakat. Ketiga secara psikologis, bagaimana calon kepala daerah membawa diri sebagai seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan dan mengayomi. 

"Ketiga aspek ini menjadi hal utama untuk menilai seberapa tinggi elektabilitas calon pemimpin di mata masyarakat," ucapnya.

Apabila melihat data dari Pandawa Research, bakal calon Witiarso Utomo telah memenuhi tiga aspek preferensi politik dan lebih unggul dalam faktor alasan memilih. Di antaranya lebih dikenal, kepribadiannya baik, ramah menyenangkan, ikut pilihan tokoh, sering terlihat, visi dan misi disukai, menginginkan perubahan, kesamaan latar belakang dan ikut kontribusi barang.

Apabila dilihat lebih dalam dari berbagai faktor, determinasi Witiarso Utomo juga begitu tinggi karena keinginan masyarakat untuk perubahan, keterlibatan sosial dan secara aspek psikologis lebih digemari masyarakat. 

Maka berdasarkan data yang ada, Witiarso Utomo lebih unggul serta dominan berdasarkan multi faktor. Keunggulan ini juga diperkuat sikap politik masyarakat Jepara berdasarkan hasil riset dari Pandawa Research yakni 'menerima pemberian uang dari calon bupati, tetapi tetap memilih sesuai hati nurani' berada pada presentase 51,7 persen.  

Padahal dalam studi politik, terdapat banyak fenomena patologi politik sebagai faktor eksternal pemenangan calon pemimpin seperti money politic, serangan fajar hingga gratifikasi yang bisa memengaruhi pilihan.

Namun berdasarkan data Pandawa Research, masyarakat jepara tetap memilih sesuai hati nurani.

"Hal ini berarti masyarakat jepara mulai melek politik. Maka, 3 preferensi di atas tidak akan jauh berubah," katanya.

Akademisi asli Kabupaten Jepara ini menambahkan, tingginya survei Witiarso Utomo tidak lepas dari peran relawan yang membantu mengenalkan program kerja dan sosoknya sampai ke tingkat paling bawah.

“Faktor gerakan relawan juga menjadi penting, karena pendatang baru butuh simpul-simpul dukungan untuk merangkul semua. Terutama di daerah yang penetrasi masih rendah, tanpa mengurangi intensitas basis massa yang sudah kuat," ujarnya.

Secara terpisah, pakar komunikasi publik dari Kindi PR and Strategic Communication Irwan Saputra mengatakan, kalahnya petahana di survei Pandawa Research dinilai karena komunikasi politik yang belum efektif.

“Jarak persentase yang tipis antara petahana kepala daerah dan kandidat baru karena komunikasi politik ke grassroot (akar rumput) baik melalui media ataupun sosial media lainnya belum efektif sehingga menyebabkan elektabilitasnya sebagai petahana belum bisa jauh melampaui kandidat baru," katanya.

Topik Menarik