Coto Makassar hingga Pallumara jadi Menu MBG di Kota Makassar
MAKASSAR, iNewsGowa.id - Coto Makassar dan Pallumara menjadi menu di Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Makassar, Rabu (15/1/2025).
Pelaksana Harian (Plh) Kadis Pendidikan (Kadisdik) Kota Makassar, Nielma Palamba mengatakan menu lokal menjadi usulan untuk menjaga kearifan lokal di Kota Makassar.
“Menunya variatif, saya sarankan sesuaikan dengan kearifan lokal, karena Makassar Makanannya enak,” kata Palamba kepada wartawan belum lama ini.
Menurut Nielma Palamba, sesekali siswa dapat disajikan menu lokal berbahan ikan dan daging, seperti Coto Makassar bahkan Pallumara.
“Sesekali disajikan menu lokal, Ikan bahkan Coto Makassar, Pallumara meskipun mungkin sedikit daging supaya anak-anak bisa merasakan menu khas Makassar,” pungkasnya.
Makan Bergizi Gratis (MBG) program Presiden Prabowo mulai direalisasikan di setiap daerah di Indonesia. Di Makassar sendiri, program tersebut sudah berjalan pekan lalu, Senin (6/1/2025). Dengan sasaran 3.000 pelajar.
Kunjungi Kuningan, Anggota DPR PKB Soroti Tantangan Swasembada Pangan dan Permasalahan Petani
Ada 10 sekolah yang menjadi percontohan Makan Bergizi Gratis di Makassar, diantaranya SMPN 17 Makassar, SMAN 10 Manggala Makassar, SMPN 23 Makassar dan sekolah-sekolah lainnya.
“Bagus makanannya, sesuai tawwa enak juga, lengkap ada juga buah-buahanya,” kata salah satu siswa SMPN 23 Paccinang, Kecamatan Panakukang yang ditemui Reporter iNews.id, Rabu (15/1/2025).
Dilansir dari akun resmi PANRB, Program Makan Bergizi Gratis telah diterapkan di sekolah-sekolah dan posyandu di 26 provinsi di Indonesia sejak awal tahun 2025. Seiring berjalannya waktu, program ini bertujuan untuk meningkatkan jangkauan dan jumlah penerima manfaat. Saat pertama kali diluncurkan, terdapat sekitar 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang beroperasi untuk menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak sekolah dan ibu hamil.
Jumlah SPPG ini diproyeksikan akan terus meningkat setiap hari hingga mencapai 937 titik pada akhir Januari 2025, dengan target menjangkau tiga juta penerima manfaat. Pada akhir 2025, program ini diharapkan dapat mencakup hingga 15 juta penerima manfaat, dan pada 2029, ditargetkan untuk menjangkau 82,9 juta penerima manfaat.
Program ini diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan dampak positif yang luas bagi masyarakat, serta menjadi salah satu upaya strategis untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sejahtera dan berkelanjutan.