Hamas: Warga Gaza Tolak Direlokasi meski Wilayahnya Hancur!

Hamas: Warga Gaza Tolak Direlokasi meski Wilayahnya Hancur!

Global | inews | Senin, 27 Januari 2025 - 07:15
share

GAZA, iNews.id - Kelompok perlawanan Palestina Hamas menolak mentah-mentah usulan relokasi warga Jalur Gaza sebagaimana diusulkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Meski terkesan sebagai niat baik, proposal Trump itu akan ditolak bahkan bisa memicu kemarahan warga Gaza.

Anggota Biro Politik Hamas Bassem Naim mengatakan, meskipun terancam dengan kematian dan kehancuran akibat perang yang berlangsung 15 bulan, warga Gaza tak akan meninggalkan kampung halaman mereka. 

Usulan relokasi tersebut, kata Naim, kemungkinan akan membuat marah warga Gaza. Meskipun hancur lebur, para penduduk telah menganggap wilayah seluas tak lebih dari 40 km persegi itu sebagai rumah mereka. 

"Rakyat Palestina di Jalur Gaza mengalami kematian dan kehancuran selama 15 bulan tanpa meninggalkan tanah mereka. Oleh karena itu, mereka tidak akan menerima tawaran atau solusi apa pun, bahkan sekalipun itu tampak sebagai niat baik dengan judul rekonstruksi sebagaimana diumumkan dalam proposal Presiden AS Trump," kata Naim, kepada BBC, dikutip Senin (28/1/2025).

Upaya pengusiran warga Gaza, lanjut dia, sudah terjadi sejak lama dan selalu digagalkan. Oleh karena itu, proposal-proposal lain yang memiliki tujuan serupa pasti juga akan ditolak.

"Rakyat kami, sebagaimana mereka telah menggagalkan semua rencana pemindahan ... selama beberapa dekade, juga akan menggagalkan proyek-proyek semacam itu," ujarnya.

Hal senada disampaikan Abu Yahya Rashid, seorang warga Gaza Utara yang kini mengungsi di Khan Younis, Gaza Selatan.

"Kami yang memutuskan nasib sendiri dan apa yang kami inginkan. Tanah ini adalah milik kami dan leluhur kami sepanjang sejarah. Kami tidak akan meninggalkannya kecuali sebagai mayat," ujarnya.

Sebagian besar dari total 2,3 juta penduduk Gaza mengungsi secara lokal selama 15 bulan perang dengan Israel. Hanya sebagian kecil saja dari penduduk yang keluar dari wilayah Gaza. Itu pun, sebagian besarnya keluar dengan alasan mencari pertolongan medis karena parahnya luka yang mereka derita.

PBB memperkirakan sekitar 60 persen bangunan di seluruh Gaza rusak atau hancur dan butuh waktu puluhan tahun untuk membangunnya kembali. Data berbeda disampaikan kantor media Gaza yang menyebutkan 88 persen bangunan dan infrastruktur di Gaza hancur dan rusak.

Topik Menarik