4 Tentara Israel yang Dibebaskan: Terima Kasih Hamas atas Perlakuan yang Baik

4 Tentara Israel yang Dibebaskan: Terima Kasih Hamas atas Perlakuan yang Baik

Global | sindonews | Senin, 27 Januari 2025 - 06:12
share

Empat tentara wanita Israel yang dibebaskan pada hari Sabtu menyampaikan terima kasih dalam bahasa Arab kepada sayap milter Hamas Brigade al-Qassam atas perlakuan manusiawi mereka selama penahanan dan atas perlindungan terhadap nyawa mereka meskipun ada pengeboman Israel yang intens.

Ucapan terima kasih para serdadu Zionis itu muncul dalam video yang dibagikan Hamas tak lama setelah mereka dibebaskan.

Videoitu dibagikan di Telegram, yang menunjukkan para tentara wanita tersebut berada di dalam kendaraan saat mereka diangkut untuk diserahkan kepada Komite Palang Merah Internasional sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

Mengutip laporan dari Anadolu, Senin (27/1/2025), sebelum serah terima, para prajurit Israel itu menyampaikan rasa terima kasih kepada Brigade al-Qassam.

Seorang tentara berkata: "Assalamualaikum, terima kasih kepada Brigade al-Qassam atas perlakuan yang baik."

"Terima kasih atas makanan, minuman, dan pakaian," kata tentara yang lain.

Tentara yang ketiga mengucapkan terima kasih kepada pasukan Brigade al-Qassam karena "melindungi kami dan membentengi kami dari pengeboman."

Kemudian tentara yang keempat menyampaikan harapan bahwa hari itu akan menjadi hari yang membahagiakan bagi semua orang.

Di akhir video, para prajurit Israel terlihat meneriakkan dengan keras "25 Januari"–tanggal pembebasan mereka. Adegan itu direkam di dekat pantai Gaza sebelum serah terima.

Sekitar 200 tahanan Palestina juga dibebaskan pada hari Sabtu sebagai ganti pembebasan keempat sandera tentara wanita Israel tersebut.

Berdasarkan fase pertama gencatan senjata Gaza, Israel kini bersiap untuk menarik diri dari wilayah Koridor Netzarim yang memisahkan Gaza utara dari selatannya, yang memungkinkan para warga Palestina yang mengungsi untuk kembali ke utara.

Tahap pertama perjanjian yang berlangsung selama enam minggu tersebut mulai berlaku pada 19 Januari, dengan menangguhkan perang genosida Israel yang telah menewaskan lebih dari 47.000 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, serta melukai lebih dari 111.000 orang sejak 7 Oktober 2023.

Pada hari pertama gencatan senjata, Israel membebaskan 90 tahanan Palestina dengan imbalan tiga sandera Israel yang dibebaskan oleh Hamas.

Perjanjian gencatan senjata tiga tahap tersebut mencakup pertukaran tahanan dan ketenangan yang berkelanjutan, yang bertujuan untuk gencatan senjata permanen dan penarikan pasukan Israel dari Gaza.

Seranganbrutal Israel telah menyebabkan lebih dari 11.000 orang hilang, dengan kerusakan yang meluas dan krisis kemanusiaan yang telah merenggut nyawa banyak orang tua, wanita, dan anak-anak.

Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan pada November lalu untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong Palestina tersebut.

Topik Menarik