Daftar Perdana Menteri Kanada yang Pernah Mengundurkan Diri, Salah Satunya Ayah Justin Trudeau

Daftar Perdana Menteri Kanada yang Pernah Mengundurkan Diri, Salah Satunya Ayah Justin Trudeau

Global | okezone | Rabu, 8 Januari 2025 - 09:52
share

JAKARTA - Pada 6 Januari 2025, Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau mengumumkan pengunduran dirinya setelah sembilan tahun menjabat. Ia menyampaikan keputusan ini dalam konferensi pers di Ottawa.

“Kanada berhak mendapatkan pilihan yang jelas dalam pemilu berikutnya.” ia juga menambahkan bahwa perselisihan dalam partai membuatnya tidak mungkin menghadapi rival politiknya.

Trudeau bukanlah perdana menteri Kanada pertama yang mengundurkan diri di tengah masa jabatannya. Bahkan, dalam sejarah panjang politik Kanada, tak sedikit perdana menteri mengundurkan diri, karena berbagai alasan, mulai dari tekanan politik, kekalahan dalam pemilu, hingga alasan pribadi seperti kesehatan atau regenerasi kepemimpinan.

Daftar PM Kanada yang Mengundurkan Diri

Berikut daftar perdana menteri Kanada lain yang mengundurkan diri sepanjang sejarah negara tersebut, sebagaimana dilansir dari berbagai sumber.

John Abbott

Ia mengakhiri masa jabatannya sebagai Perdana Menteri Kanada pada tahun 1892 karena alasan kesehatan serius, termasuk kanker otak. Abbott, yang menjabat sebagai Perdana Menteri dari 16 Juni 1891 hingga 24 November 1892, adalah pemimpin ketiga dalam sejarah Kanada.

Mackenzie Bowell

mengakhiri masa jabatannya sebagai Perdana Menteri Kanada pada tahun 1896 setelah dipaksa mundur oleh anggota kabinetnya sendiri. Bowell, yang menjabat dari 21 Desember 1894 hingga 27 April 1896, menghadapi banyak tekanan politik selama kepemimpinannya. Terutama krisis Manitoba Schools Question yang berkaitan dengan hak-hak pendidikan bagi komunitas Katolik dan Protestan di Manitoba.

Robert Borden

Borden menghadapi tekanan besar selama masa kepemimpinannya, termasuk krisis akibat perang, perpecahan politik atas wajib militer, dan tantangan ekonomi pasca-perang. Pada akhirnya, kesehatannya yang memburuk menjadi alasan utama ia mengundurkan diri dari jabatannya.

Arthur Meighen

Meighen menjadi Perdana Menteri setelah Robert Borden mengundurkan diri pada Juli 1920. Namun, dalam Pemilu Federal 1921, Partai Konservatif yang dipimpinnya kalah dari Partai Liberal di bawah kepemimpinan William Lyon Mackenzie King. Setelah kekalahan tersebut, Meighen mengakhiri masa jabatan pertamanya sebagai perdana menteri pada 29 Desember 1921.

 

William Lyon Mackenzie King

King sudah menjabat sebagai Perdana Menteri selama hampir 22 tahun, dengan dua periode terpisah (1921–1926 dan 1926–1930) dan satu periode lainnya (1935–1948). Keputusan King untuk mundur datang setelah serangkaian masalah kesehatan dan keinginan untuk beristirahat setelah bertahun-tahun menghadapi tekanan besar, terutama akibat Perang Dunia II dan tantangan dalam memimpin negara.

R.B. Bennett

Bennett, yang memimpin Partai Konservatif, menghadapi banyak kritik karena kebijakan-kebijakan ekonominya yang dianggap tidak cukup efektif untuk mengatasi dampak Depresi Besar. Pada Pemilu 1935, Partai Konservatif kalah telak dari Partai Liberal yang dipimpin oleh William Lyon Mackenzie King. Setelah kekalahan tersebut, Bennett mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Perdana Menteri.

Louis St. Laurent

Meskipun pemerintahannya berhasil dalam banyak aspek, termasuk pembangunan infrastruktur dan hubungan luar negeri, St. Laurent kalah dalam pemilu 1957 dari Partai Konservatif yang dipimpin oleh John Diefenbaker. Kekalahan ini terjadi setelah Partai Liberal kehilangan dukungan di beberapa wilayah, khususnya karena ketidakpuasan terhadap kebijakan ekonomi dan pertahanan. Setelah kalah dalam pemilu, St. Laurent mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Liberal dan Perdana Menteri

John Diefenbaker

Diefenbaker, yang dikenal karena kebijakan luar negeri yang berani dan upayanya dalam memperjuangkan hak-hak individu, menghadapi tantangan besar dalam masa pemerintahannya.

Meskipun pemerintahannya berhasil dalam beberapa hal, termasuk pengakuan hak asasi manusia dan peran Kanada dalam organisasi internasional, ia mengalami kesulitan dalam beberapa isu domestik, salah satunya terkait kebijakan ekonominya. Diefenbaker juga mengalami ketegangan dalam pemerintahannya mengenai masalah nuklir dan kebijakan pertahanan. Kemudian ia mengakhiri masa jabatannya sebagai Perdana Menteri Kanada setelah kalah dalam Pemilu Federal 1963.

Lester B. Pearson

Selama masa pemerintahannya, Pearson dikenal karena kebijakan luar negeri yang progresif, peran Kanada dalam misi perdamaian internasional, serta pencapaian domestik seperti pengenalan sistem kesehatan nasional dan pengakuan hak asasi manusia. Namun, pada 1968, Pearson merasa bahwa kesehatan fisiknya mulai terganggu, dan ia memutuskan untuk mengundurkan diri untuk memberi kesempatan bagi pemimpin baru.

 

Pierre Trudeau

Mengakhiri masa jabatannya sebagai Perdana Menteri Kanada pada 30 Juni 1979 setelah mengumumkan pengunduran dirinya. Trudeau menjabat sebagai Perdana Menteri dari 20 April 1968 hingga 4 Juni 1979 pada masa jabatan pertama dan kemudian kembali menjabat pada 1980 hingga 1984. Pada 1979, setelah hampir 11 tahun memimpin Kanada, Trudeau merasa bahwa ia telah mencapai tujuannya dan bahwa negara membutuhkan perubahan kepemimpinan.

Pierre Trudeau adalah ayah dari PM Kanada Justin Trudeau.

Joe Clark

Ia mengakhiri masa jabatannya sebagai Perdana Menteri Kanada setelah hanya memimpin selama sembilan bulan, dari 4 Juni 1979 hingga 28 Februari 1980. Clark menjabat sebagai Perdana Menteri setelah Partai Konservatifnya memenangkan Pemilu 1979, tetapi ia memimpin pemerintah minoritas, yang membuatnya rentan terhadap ketidakstabilan politik.

John Turner

Mengakhiri masa jabatannya sebagai Perdana Menteri Kanada setelah kalah dalam Pemilu Federal 1984. Ia menjabat sebagai Perdana Menteri hanya selama 79 hari, dari 30 Juni 1984 hingga 17 September 1984, setelah menggantikan Pierre Trudeau sebagai pemimpin Partai Liberal. Turner mengambil alih kepemimpinan Partai Liberal setelah Trudeau mengundurkan diri, namun ia memimpin dalam situasi yang penuh tantangan.

Brian Mulroney

Meskipun Mulroney awalnya meraih kemenangan besar dalam pemilu 1984 dan berhasil melakukan sejumlah reformasi penting, termasuk perjanjian Free Trade Agreement dengan Amerika Serikat dan pembaruan konstitusi, masa pemerintahannya menghadapi penurunan popularitas pada tahun 1990-an. Kebijakan pajak dan pengenaan Pajak Barang dan Jasa (GST) menjadi kontroversial, yang menyebabkan ketidakpuasan publik. Partai Konservatif juga kehilangan banyak dukungan karena krisis ekonomi dan skandal terkait pemerintahannya. Akhirnya ia mengundurkan diri pada 25 Juni 1993.

Kim Campbell

Campbell menjadi Perdana Menteri setelah terpilih sebagai pemimpin Partai Konservatif, namun pemerintahannya berakhir dengan cepat. Pada Pemilu 1993, yang diadakan hanya beberapa bulan setelah ia menjabat, Partai Konservatif mengalami kekalahan besar.

 

Jean Chrétien

Keputusan Chrétien untuk mundur datang setelah hampir 10 tahun memimpin negara, dengan dua masa jabatan penuh. Meskipun ia masih memiliki dukungan signifikan di dalam partainya dan di parlemen, Chrétien merasa bahwa sudah saatnya bagi generasi baru untuk memimpin, terutama setelah ia menghadapi tantangan terkait dengan tekanan politik dan beberapa isu dalam partainya, termasuk ketidaksetujuan tentang pengelolaan kebijakan luar negeri, seperti ketidakhadiran Kanada dalam Perang Irak 2003.

Paul Martin

Martin menjadi Perdana Menteri setelah menggantikan Jean Chrétien, tetapi pemerintahannya menghadapi sejumlah tantangan, termasuk ketidakpuasan terkait dengan beberapa skandal politik yang melibatkan anggota partai, seperti skandal Sponsorship yang merusak citra Partai Liberal. Meskipun ia berhasil memperkenalkan beberapa kebijakan penting, seperti pengurangan defisit dan reformasi kebijakan kesehatan.

Stephen Harper

Harper menjabat sebagai Perdana Menteri dari 6 Februari 2006 hingga 4 November 2015, memimpin Partai Konservatif Kanada. Harper mengundurkan diri setelah Partai Konservatif kalah dalam Pemilu 2015, di mana Partai Liberal yang dipimpin oleh Justin Trudeau meraih kemenangan telak.

Itulah daftar perdana menteri Kanada yang mengundurkan diri saat menjabat. Panjangnya daftar ini mencerminkan dinamika politik Kanada yang terus berkembang, dengan para pemimpinnya yang kerap menghadapi tantangan besar selama masa jabatan mereka.

Topik Menarik