Profil Anwar Ibrahim, PM Malaysia yang Ikut Tanggapi Kasus Hinaan Gus Miftah

Profil Anwar Ibrahim, PM Malaysia yang Ikut Tanggapi Kasus Hinaan Gus Miftah

Global | sindonews | Minggu, 8 Desember 2024 - 23:55
share

Anwar Ibrahim yang jabat Perdana Menteri (PM) Malaysia ikut menanggapi kasus yang menyeret Gus Miftah sebagai pendakwah yang menghina penjual es teh.

Berita tentang Gus Miftah yang menghina penjual es teh rupanya terdengar hingga ke negri tetangga, sampai-sampai dibahas oleh PM Malaysia. Negeri Jiran membahas persoalan itu saat acara bersama jajaran Kementerian Keuangan Malaysia.

Dalam acara yang bertajuk 'Majelis Warga Kementerian Keuangan bersama Perdana Menteri dan Menteri Keuangan' tersebut Anwar Ibrahim sempat menyinggung pendakwah yang melakukan penghinaan pada orang yang menjual teh.

Anwar menyebut hal itu menjadi satu contoh pengalaman bahwa kesombongan, kadang-kadang bukan saja terjadi di kalangan orang yang tidak tahu agama.

Profil Anwar Ibrahim

Dilansir dari Britannica, Anwar Ibrahim lahir pada 10 Agustus 1974, di Cherok Tok Kun, Penang, Malaysia. Ia adalah seorang politikus, reformis, dan penganut Islam moderat Negeri Jiran yang menjabat sebagai Perdana Menteri pada 2022.

Pemilik nama lengkap Anwar bin Ibrahim itu diketahui sempat bersekolah di Sek Melayu Sungai Bakap, Sek Melayu Cherok Tok Kun dan Sek Ren Stowell, Bukit Mertajam.

Anwar kemudian terpilih untuk melanjutkan ke Maktab Melayu Kuala Kangsar (MCKK) di Tingkatan Satu pada tahun 1960 dan menjadi Ketua Pelajar di sana.

Setelah itu, Anwar melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi di Universitas Malaya Kuala Lumpur pada tahun 1967. Pada saat inilah ia memulai karir politiknya, ia dikenal sebagai pemimpin mahasiswa Islam di sana.

Pada tahun 1971 ia mendirikan Gerakan Pemuda Muslim Malaysia, dan menjabat sebagai presidennya hingga tahun 1982. Di situ ia banyak terlibat dalam mengorganisir demonstrasi massa bahkan pernah dipenjara di bawah Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri yang sekarang sudah tidak ada.

Dalam riwayat kariernya, Anwar sempat mengepalai berbagai kementerian sampai akhirnya memimpin kementerian keuangan utama pada tahun 1991. Dua tahun kemudian, ia ditunjuk sebagai wakil perdana menteri hingga tahun 1998.

Namun ketika krisis ekonomi regional 1998, terjadi keretakan antara Anwar dan Mahathir yang menjabat sebagai Perdana Menteri. Buntutnya, Anwar harus dipecat secara tidak hormat dan kemudian didakwa melakukan korupsi dan sodomi.

Hukuman penjara untuk Anwar Ibrahim dikritik oleh warga Malaysia dan seluruh dunia, sehingga kemudian memunculkan protes besar-besaran di Malaysia. Pada 2 September 2004, Anwar dibebaskan oleh Perdana Menteri Abdullah Badawi.

Sejak saat itu, nama Anwar hilang dalam kancah perpolitikan Malaysia. Sampai akhirnya di tahun 2018, Mahathir muncul meminta dukungan kepadanya karena akan maju di pemilu 2018.

Saat itu Mahatir sempat berjanji setelah dua tahun menduduki jabatan, ia akan menyerahkan tongkat kepemimpinan kepada Anwar Ibrahim. Namun janji Mahathir tak pernah terwujud hingga akhirnya Anwar Ibrahim naik ke kursi perdana menteri setelah diangkat oleh Raja Malaysia.

Topik Menarik