Prancis Serang Kelompok Negara Islam di Suriah

Prancis Serang Kelompok Negara Islam di Suriah

Global | sindonews | Rabu, 1 Januari 2025 - 08:30
share

Angkatan udara Prancis melancarkan serangan udara terhadap target-target Negara Islam (IS, sebelumnya ISIS) di Suriah selama akhir pekan.

Menteri Pertahanan Prancis Sebastien Lecornu mengonfirmasi hal itu pada hari Selasa (31/12/2024).

Ini adalah perkembangan pertama sejak penggulingan mantan Presiden Suriah Bashar Assad oleh koalisi kelompok oposisi bersenjata yang dipimpin gerakan Hayat Tahrir-al-Sham (HTS).

"Pada hari Minggu, aset udara Prancis melakukan serangan terarah terhadap lokasi-lokasi Daesh di tanah Suriah," ungkap menteri tersebut di platform sosial X, menggunakan akronim Arab untuk ISIS.

Dia juga menerbitkan video yang memperlihatkan operasi militer tersebut. "Tentara kami tetap terlibat dalam perang melawan terorisme di wilayah tersebut,” ujar Lecornu.

Satu klip pendek yang dirilis oleh menteri tersebut dimulai dengan gambar seorang pilot militer Prancis yang sedang mempersiapkan misi tersebut diikuti rekaman udara yang memperlihatkan pengeboman yang tampaknya merupakan satu kamp kecil di padang pasir.

Kementerian Pertahanan di Paris mengatakan kepada AFP bahwa jet tempur Rafale Prancis dan pesawat nirawak Reaper Amerika "menjatuhkan total tujuh bom pada dua target militer milik Daesh di Suriah tengah."

Prancis telah menjadi bagian dari Operation Inherent Resolve, koalisi pimpinan AS yang bertujuan memerangi terorisme di Suriah dan Irak, sejak 2014 untuk operasi di Irak dan sejak 2015 untuk operasi di Suriah.

Washington telah mempertahankan kehadiran militer di provinsi-provinsi kaya minyak Suriah selama beberapa tahun.

Pada pertengahan Desember, Pentagon mengatakan jumlah personel militer AS yang ditempatkan di pangkalan-pangkalan di negara Timur Tengah itu meningkat menjadi 2.000, naik dari angka yang dilaporkan sebelumnya yaitu 900.

“Peningkatan itu terjadi mengingat situasi di Suriah dan minat yang signifikan," ungkap juru bicara Pentagon, Mayor Jenderal Angkatan Udara Pat Ryder, saat itu.

Pemerintah Bashar al-Assad telah berulang kali menuduh AS mengerahkan pasukannya ke negara Timur Tengah itu secara ilegal dan menyatakan Amerika terutama "mencuri minyak" dari negara itu.

Pada bulan Agustus 2022, pejabat Suriah dan Rusia mengklaim entitas yang berafiliasi dengan AS mengekspor hingga 66.000 barel minyak secara ilegal setiap hari dari negara tersebut.

Pada awal Desember, Assad dipaksa meninggalkan jabatannya sebagai presiden dan melarikan diri dari negara tersebut, dan akhirnya mencari suaka di Rusia.

Langkah tersebut didorong serangan mendadak beberapa kelompok oposisi bersenjata yang dipimpin HTS, yang merebut wilayah yang luas di seluruh Suriah dalam hitungan hari dan akhirnya merebut ibu kota, Damaskus.

Topik Menarik