Setidaknya 167 Orang Tewas dalam Kecelakaan Pesawat Jeju Air, Insiden Penerbangan Terburuk di Korsel
SEOUL - Setidaknya 167 orang tewas ketika pesawat Jeju Air keluar dari landasan pacu dan meledak menjadi bola api di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan pada Minggu, (29/12/2024). Jumlah korban tewas ini bertambah dari 28 orang yang awalnya dilaporkan, menjadikan insiden ini sebagai salah satu yang terburuk dalam sejarah penerbangan Korea Selatan.
Pesawat Jeju Air 7C2216, tiba dari ibu kota Thailand, Bangkok, dengan 175 penumpang dan enam awak di dalamnya, berusaha mendarat tak lama setelah pukul 9 pagi waktu setempat di bandara di bagian selatan negara itu, kata kementerian transportasi Korea Selatan.
Dua orang, keduanya awak pesawat, berhasil diselamatkan, dan para pejabat menduga sisanya telah tewas. Dua korban yang selamat dirawat di rumah sakit dengan luka menengah hingga parah.
Kecelakaan Udara Paling Mematikan di Korsel
Menurut data kementerian, ini adalah kecelakaan udara paling mematikan yang pernah terjadi di tanah Korea Selatan, dan yang terburuk yang melibatkan maskapai penerbangan Korea Selatan dalam hampir tiga dekade.
Kecelakaan terburuk yang dialami oleh maskapai penerbangan Korea Selatan terjadi pada 1997 saat Korean Air jatuh di Guam pada 1997 yang menewaskan lebih dari 200 orang, menurut data Kementerian Perhubungan. Sementara kecelakaan terburuk di wilayah Korea Selatan adalah kecelakaan Air China yang menewaskan 129 orang pada 2002.
Pesawat Boeing 737-800 bermesin ganda itu terlihat dalam rekaman video yang disiarkan media lokal meluncur di landasan tanpa roda pendaratan yang jelas sebelum menghantam dinding dan menimbulkan ledakan api dan puing-puing. Foto-foto lain menunjukkan asap dan api melahap bagian-bagian pesawat.
"Hanya bagian ekornya yang masih sedikit bentuknya, dan bagian lainnya (pesawat) tampak hampir mustahil dikenali," kata Kepala Pemadam Kebakaran Muan Lee Jung-hyun dalam sebuah pengarahan, sebagaimana dilansir Reuters.
Pihak berwenang beralih dari operasi penyelamatan ke operasi pemulihan dan karena kekuatan benturan, mereka mencari mayat-mayat yang mungkin terlempar dari pesawat di daerah sekitar, imbuh Lee.
Para investigator tengah menyelidiki kemungkinan tabrakan burung dan kondisi cuaca sebagai faktor-faktor yang mungkin menyebabkan kecelakaan tersebut, kata Lee. Yonhap mengutip pernyataan otoritas bandara yang mengatakan tabrakan burung mungkin telah menyebabkan roda pendaratan tidak berfungsi.
Tabrakan Burung
Menara kontrol mengeluarkan peringatan tabrakan burung dan tak lama kemudian pilot mengumumkan mayday, kata seorang pejabat kementerian transportasi, tanpa menyebutkan apakah pesawat itu mengatakan menabrak burung.
Tak lama setelah panggilan mayday, pesawat itu melakukan upaya pendaratan yang gagal, kata pejabat itu.
Bandara Internasional Muan adalah salah satu bandara terkecil di Korea Selatan, tetapi jumlah penumpang internasionalnya melonjak hampir 20 kali lipat menjadi 310.702 dari Januari hingga November tahun ini, dari periode yang sama pada 2022, menurut data pemerintah.
Menyusul kecelakaan ini, semua penerbangan domestik dan internasional di bandara Muan telah dibatalkan.
Penjabat Presiden Korea Selatan Choi Sang-mok, yang ditunjuk sebagai pemimpin sementara negara itu pada Jumat, (27/12/2024) di tengah krisis politik yang sedang berlangsung, tiba di lokasi kecelakaan dan mengatakan pemerintah mengerahkan semua sumber dayanya untuk menangani kecelakaan itu.