Apakah Rusia Dukung Bashar al-Assad?

Apakah Rusia Dukung Bashar al-Assad?

Global | sindonews | Senin, 9 Desember 2024 - 14:35
share

Sudah bukan rahasia lagi bahwa Rusia adalah salah satu sekutu utama rezim pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Lalu mengapa Moskow tidak menolongnya hingga akhirnya rezim tersebut tumbang pada hari Minggu (8/12/2024)?

Perang saudara Suriah yang dimulai pada tahun 2011 telah menyebabkan kehancuran besar bagi negara tersebut.

Salah satu pihak eksternal yang turut terlibat dalam perang saudara tersebut adalah Rusia, yang memberikan dukungan kuat kepada rezim Bashar al-Assad.

Dukungan ini memainkan peran penting dalam kelangsungan hidup rezim Assad selama bertahun-tahun, yang meskipun menghadapi tekanan besar dari kelompok oposisi dan intervensi internasional.

Dukungan Rusia pada Rezim Bashar al-Assad

1. Dukungan Militer dan Logistik

Rusia pertama kali mengintervensi konflik Suriah pada tahun 2015, dengan tujuan untuk mengubah jalannya perang yang mulai tidak menguntungkan bagi rezim Assad.

Pada saat itu, pasukan oposisi dan kelompok pemberontak mulai menguasai banyak wilayah strategis di Suriah.

Melalui intervensi udara yang intensif, Rusia membantu pasukan Assad merebut kembali wilayah-wilayah yang hilang, termasuk kota Aleppo yang sangat penting secara simbolis dan strategis.

Rusia juga menyediakan berbagai bantuan militer lainnya, seperti senjata, pelatihan, dan perangkat militer canggih, termasuk pesawat tempur dan sistem pertahanan udara. Ini memungkinkan pasukan Assad untuk mempertahankan kontrol atas wilayah-wilayah kunci, meskipun menghadapi perlawanan keras dari kelompok oposisi yang disokong oleh negara-negara Barat dan negara-negara Arab.

2. Dukungan Diplomatik di PBB dan Forum Internasional

Selain dukungan militer, Rusia juga memberikan dukungan diplomatik yang sangat penting bagi rezim Bashar al-Assad.

Sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Rusia sering kali menggunakan hak veto untuk mencegah resolusi yang dapat merugikan pemerintah Suriah.

Sebagai contoh, Rusia memveto berbagai resolusi yang menyerukan pengakhiran kekerasan terhadap warga sipil dan penyelidikan terhadap serangan senjata kimia oleh pasukan Assad.

Dukungan diplomatik Rusia juga terlihat dalam upaya-upaya untuk membentuk forum-forum perdamaian, seperti Astana Process, yang mengumpulkan delegasi dari Suriah, Iran, Turki, dan Rusia untuk membahas solusi politik untuk konflik Suriah.

Meskipun upaya ini sering kali menghadapi kegagalan, hal ini mencerminkan komitmen Rusia untuk menjaga pengaruhnya di Suriah.

Mengapa Rusia Biarkan Rezim Assad Tumbang?

Setelah dibantu Rusia, rezim Assad mampu bertahan hingga bertahun-tahun sejak perang saudara pecah tahun 2011.

Namun, bantuan itu tetap ada batasnya. Rusia terpaksa memangkas bantuan atau bahkan menghentikan bantuannya karena fokus pada perangnya melawan Ukraina yang didukung Barat sejak Februari 2022.

Meski Moskow tetap mempertahankan basis-basis militernya di Suriah, yakni di Tartus dan Latakia, keberadaan pasukan Rusia di sana tetap tidak bisa menyokong militer Assad.

Beberapa laporan menyebut jet-jet tempur Rusia dan Suriah telah membombardir basis pemberontak sejak melakukan serangan mendadak di Aleppo beberapa waktu lalu. Faktanya, pengeboman udara itu tidak efektif membendung laju pasukan pemberontak yang pada akhirnya menumbangkan rezim Assad.

Ada juga laporan dari media Rusia bahwa Ukraina melatih pasukan pemberontak anti-rezim Suriah mengoperasikan drone, yang turut berkontribusi pada suksesnya pemberontakan.

Sementara itu, media-media Inggris melaporkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin muak melihat pasukan rezim Assad melarikan diri dari pos-pos pertahanan mereka dalam perang melawan pasukan pemberontak.

Topik Menarik