Mengenal Abu Mohammad al-Golani, Mantan Pentolan Al-Qaeda Pimpin Pemberontakan Suriah

Mengenal Abu Mohammad al-Golani, Mantan Pentolan Al-Qaeda Pimpin Pemberontakan Suriah

Global | okezone | Senin, 9 Desember 2024 - 06:58
share

BEIRUT - Rezim Bashar al-Assad di Suriah resmi berakhir. Ia pergi meninggalkan Suriah saat kelompok pemberontak memasuki Damaskus. Penggulingan Bashar al-Assad tak lepas dari sosok Abu Mohammad al-Golani yang memimpin penggulingan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Lalu siapakah Abu Mohammad al-Golani? Sebagai komandan cabang Al Qaeda dalam perang saudara Suriah, Abu Mohammed al-Golani adalah sosok yang tidak menonjol di mata publik, melansir Reuters, Senin (9/12/2024). Bahkan, ketika kelompoknya menjadi faksi paling kuat yang berjuang untuk menggulingkan Bashar al-Assad.

Saat ini, ia adalah pemberontak Suriah yang paling dikenal, yang secara bertahap menjadi pusat perhatian sejak memutuskan hubungan dengan al Qaeda pada 2016. Ia mengubah citra kelompoknya dan memimpin pemberontak yang menggulingkan Assad setelah 13 tahun perang saudara.

"Masa depan adalah milik kita," kata Golani, yang sekarang menggunakan nama aslinya Ahmed al-Sharaa, dalam sebuah pernyataan yang dibacakan di TV pemerintah Suriah.

Ia menggarisbawahi peran utama yang diharapkan akan dimainkannya saat Suriah membalik halaman baru setelah 50 tahun pemerintahan keluarga Assad. Menandakan upayanya untuk mengamankan transisi yang tertib, ia menyatakan lembaga-lembaga negara Suriah akan tetap berada di bawah pengawasan perdana menteri yang ditunjuk Assad hingga serah terima jabatan.

Mengenakan seragam militer, ia juga mengunjungi Masjid Umayyah abad ke-8 di Kota Tua Damaskus, ditemani para pendukung yang merekam momen tersebut dengan meneriakkan "Allahu Akbar".

Golani adalah pemimpin faksi pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang sebelumnya dikenal sebagai Front Nusra. Kelompok tersebut ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh sebagian besar dunia.

Berusaha meyakinkan kaum minoritas Suriah yang telah lama takut pada pemerintahan jihadis, Golani mengeluarkan serangkaian pesan yang meyakinkan saat para pemberontak memulai serangan kilat mereka kurang dari dua minggu lalu. Golani menjanjikan perlindungan kepada mereka.

"Golani lebih pintar dari Assad. Ia telah mengubah, ia telah mengubah bentuk, membuat sekutu baru, dan tampil dengan pesonanya yang ofensif terhadap kaum minoritas," kata seorang pakar Suriah dan kepala Pusat Studi Timur Tengah di Universitas Oklahoma, Joshua Landis.

Sementara itu, seorang peneliti di lembaga think-tank Century International, Aron Lund, mengatakan Golani dan HTS telah berubah dengan jelas meskipun tetap sangat keras.

"Ini PR, tetapi fakta bahwa mereka terlibat dalam upaya ini menunjukkan bahwa mereka tidak lagi sekaku dulu. Al-Qaeda lama atau ISIS tidak akan pernah melakukan itu," katanya.

Golani dan Front Nusra muncul sebagai yang paling kuat dari banyak faksi pemberontak yang muncul pada hari-hari awal pemberontakan terhadap Assad lebih dari satu dekade lalu.

Sebelum mendirikan Front Nusra, Golani telah berjuang untuk Al-Qaeda di Irak. Ia menghabiskan lima tahun di penjara AS. Ia kembali ke Suriah setelah pemberontakan dimulai, dikirim oleh pemimpin kelompok ISIS di Irak saat itu yakni Abu Omar al-Baghdadi untuk membangun kehadiran al Qaeda.

AS menetapkan Golani sebagai teroris pada 2013. AS mengatakan bahwa al Qaeda di Irak telah menugaskannya untuk menggulingkan pemerintahan Assad dan menegakkan hukum syariah Islam di Suriah, dan bahwa Nusra telah melakukan serangan bunuh diri yang menewaskan warga sipil dan menganut visi sektarian yang keras.

Turki, pendukung asing utama oposisi Suriah, telah menetapkan HTS sebagai kelompok teroris. Sementara Turki mendukung beberapa faksi lain yang berjuang bersamanya.

Golani memberikan wawancara media pertamanya pada 2013. Wajahnya terbungkus syal gelap dan hanya memperlihatkan punggungnya ke kamera. Berbicara kepada Al Jazeera, ia menyerukan agar Suriah dijalankan sesuai dengan hukum syariah.

Sekitar delapan tahun kemudian, ia duduk untuk wawancara menghadap kamera dan mengenakan kemeja dan jaket.

Golani mengatakan bahwa penunjukan teroris itu tidak adil dan bahwa ia menentang pembunuhan orang-orang yang tidak bersalah. Ia merinci bagaimana Front Nusra telah berkembang dari enam orang yang menemaninya dari Irak menjadi 5.000 orang dalam setahun.

Namun, ia mengatakan bahwa kelompoknya tidak pernah menjadi ancaman bagi Barat."Saya ulangi - keterlibatan kami dengan al Qaeda telah berakhir. Bahkan ketika kami bersama al Qaeda, kami menentang pelaksanaan operasi di luar Suriah."


Topik Menarik