Profil Sara Duterte, Wapres Filipina yang Ancam Bunuh Presiden Marcos

Profil Sara Duterte, Wapres Filipina yang Ancam Bunuh Presiden Marcos

Global | okezone | Senin, 25 November 2024 - 12:45
share

MANILA - Wakil Presiden Filipina, Sara Duterte, mengungkapkan secara terbuka pada Sabtu (23/11/2024), bahwa ia telah menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa Presiden Ferdinand Marcos Jr., istrinya Liza Araneta-Marcos, serta Ketua DPR Martin Romualdez jika dirinya terbunuh. Dalam ancaman yang disampaikannya secara terbuka itu, Sara menegaskan bahwa hal itu bukanlah sebuah lelucon.

Pasukan elit pengawal presiden diinstruksikan untuk segera menanggapi ancaman ini oleh Sekretaris Eksekutif Lucas Bersamin. Meski demikian, langkah spesifik yang akan diambil terhadap Sara belum diumumkan. Pasukan Keamanan Presiden telah meningkatkan pengamanan terhadap Marcos dan keluarganya.

Melalui Associated Press, Sara kemudian mencoba meralat pernyataannya dengan menyebut bahwa itu bukan ancaman yang serius, melainkan ungkapan kekhawatiran atas ancaman terhadap hidupnya.

“Jika saya bicara soal kekhawatiran, mereka akan menyebutnya ancaman terhadap presiden? Kenapa saya harus membunuhnya kalau bukan untuk balas dendam? Apa untungnya bagi saya?” ujarnya kepada wartawan.

Berdasarkan hukum pidana Filipina, pernyataan seperti ini dapat dianggap sebagai ancaman yang berpotensi dihukum penjara dan denda.

Hubungan Sara dan Marcos semakin memburuk setelah keduanya menang dalam pemilu 2022 sebagai pasangan presiden dan wakil presiden dengan janji kampanye persatuan nasional. Perbedaan pandangan terkait penanganan isu Laut China Selatan dan tuduhan korupsi memicu perseteruan yang semakin tajam.

 

Sara bahkan mundur dari kabinet Marcos sebagai Sekretaris Pendidikan dan Kepala Badan Anti-Pemberontakan pada Juni lalu.

Konflik semakin memuncak ketika staf utama Duterte, Zuleika Lopez, ditahan oleh anggota DPR yang dekat dengan Romualdez dan Marcos. Lopez dituduh menghalangi penyelidikan dengan dugaan penyalahgunaan anggaran oleh Sara. Penahanan ini memicu kemarahan Sara, yang melontarkan tudingan keras terhadap Marcos, istrinya, dan Romualdez.

Dalam konferensi pers daring, Sara menuduh Bongbong Marcos, panggilan untuk Presiden Ferdinand Marcos Jr., tidak kompeten dan menyebutnya pembohong, disertai dengan kata-kata kasar. Ia juga mengungkapkan kekhawatirannya atas dugaan rencana pembunuhan terhadap dirinya.

“Saya sudah bicara dengan seseorang. Saya bilang, ‘Kalau saya dibunuh, bunuh BBM (Marcos), Liza Araneta, dan Martin Romualdez. Ini bukan lelucon,’” ujarnya.

Menyadur Rappler, Sara Zimmerman Duterte, yang akrab dipanggil Inday Sara, adalah Wakil Presiden Filipina ke-15 termuda yang pernah terpilih untuk posisi tersebut. Sara lahir pada 31 Mei 1978 di Kota Davao, sebagai putri dari mantan Presiden Rodrigo Duterte dan Elizabeth Zimmerman.

Ia menyelesaikan studi terapi pernapasan di San Pedro College, Kota Davao, lalu melanjutkan pendidikan ke Fakultas Hukum di San Beda College dan San Sebastian College-Recoletos, Manila. Sara lulus ujian pengacara pada 2005 dan segera memulai karier politiknya.

Sara terpilih sebagai Wakil Wali Kota Davao pada 2007, menjabat bersama ayahnya yang saat itu sudah lama menjabat sebagai wali kota. Pada 2010, ia menggantikan ayahnya setelah masa jabatan ayahnya sebagai wali kota berakhir dan menjabat hingga 2013. Masa jabatan pertama Sara sebagai wali kota dikenal ketika ia memukul seorang sheriff yang sedang melakukan perintah pembongkaran rumah warga ilegal, meskipun Sara sudah meminta perpanjangan waktu dua jam.

 

Setelah masa jabatan tersebut, Sara memilih untuk berpraktik sebagai pengacara. Namun ketika ayahnya menjabat sebagai presiden, ia kembali terpilih sebagai wali kota Davao untuk periode tahun 2016 hingga 2022.

Prioritas kebijakan Sara mencakup pemeliharaan ketertiban dan memberikan dukungan penghidupan kepada warganya. Ia juga mendirikan saluran telepon untuk melaporkan kekerasan terhadap anak secara anonim.

Survei menjelang pemilu 2022 menunjukkan bahwa Sara merupakan calon presiden yang paling disukai banyak pemilih. Namun, Sara mengejutkan ayahnya dengan memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai wakil presiden, mendampingi mantan senator Ferdinand Marcos Jr. yang kini menjadi presiden. Marcos berjanji untuk meneruskan kebijakan yang dimulai oleh Rodrigo Duberte, yang keduanya dianggap sebagai presiden otoriter.

Selain menjabat sebagai Wakil Presiden, Sara juga menjabat sebagai Menteri Pendidikan, lembaga pemerintahan terbesar di Filipina. Di bawah kepemimpinannya, Program MATATAG diluncurkan, yang bertujuan untuk merevisi kurikulum pendidikan dasar dengan mengurangi beban, mempercepat pelayanan fasilitas dan layanan, serta meningkatkan kesejahteraan siswa dan mendukung guru dengan membebaskan mereka dari tugas non-pengajaran.

Namun, ia juga mendapat kritik karena menolak permintaan kenaikan gaji dari guru sekolah negeri, memerintahkan penghilangan alat bantu pembelajaran di kelas, dan mengalokasikan dana yang sangat besar dalam waktu yang singkat.

 

Dua tahun setelah diangkat, Sara mengundurkan diri sebagai Menteri Pendidikan dan juga dari jabatan lainnya sebagai Wakil Ketua Tugas Nasional untuk Mengakhiri Konflik Bersenjata Komunis Lokal, tanpa menjelaskan alasan pengunduran dirinya.

Sara Duterte dikenal memiliki tingkat kepercayaan dan persetujuan tertinggi di antara pejabat pemerintah Filipina. Survei terbaru juga menunjukkan bahwa ia menjadi calon presiden yang potensial untuk pemilu 2028. Sara menikah dengan pengacara Manases Reyes Carpio dan memiliki tiga anak.

Topik Menarik