Imam Yahudi Israel yang Hilang di UEA Ditemukan Tewas Dibunuh, Iran Sangkal Terlibat
Zvi Kogan, rabi atau imam Yahudi Israel-Moldova, yang hilang di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), sejak Kamis lalu telah ditemukan tewas dibunuh.
Jenazah Kogan ditemukan Minggu pagi di kota Al Ain, UEA, yang berbatasan dengan Oman, sekitar 150 kilometer (93 mil) dari Abu Dhabi.
Rezim Zionis mencurigai Iran di balik kematian Kogan. Namun, Teheran membantah keterlibatan apa pun atas kematian warga Israel-Moldova tersebut.
Pemerintah Israel mengatakan pada Minggu bahwa jenazah Kogan ditemukan dalam apa yang digambarkannya sebagai "insiden teror antisemit yang kejam."
"Israel akan bertindak dengan segala cara untuk mencari keadilan dengan para penjahat yang bertanggung jawab atas kematiannya," kata Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan yang dilansir AP, Senin (25/11/2024).
Kogan hilang sejak Kamis, dan rezim Zionis menduga dia diculik. Badan intelijen Zionis, Mossad, bahkan turun tangan melakukan penyelidikan.
Kogan, yang bekerja di Pasukan Pertahanan Israel (IDF), merupakan rabi dan utusan Chabad—sekte Yudaisme Ortodoks konservatif.
Gerakan Chabad Lubavitch mengatakan Kogan terakhir terlihat di Dubai. Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan dia di awal pekan berada sebuah toko kelontong Kosher di Dubai.
Gerakan Chabad Lubavitch juga menggambarkan Kogan sebagai utusan cabang tersebut, yang berkantor pusat di lingkungan Crown Heights, Brooklyn, New York.
Pada Minggu pagi, kantor berita WAM milik pemerintah UEA mengakui hilangnya Kogan. Kementerian Dalam Negeri Emirat menggambarkan Kogan sebagai "orang yang hilang dan tidak dapat dihubungi."
"Otoritas khusus segera memulai operasi pencarian dan investigasi setelah menerima laporan," kata Kementerian Dalam Negeri UEA.
Sementara itu, Kedutaan Iran di UEA tegas membantah tuduhan bahwa Teheran terlibat dalam pembunuhan Rabi Zvi Kogan.
Media Israel melaporkan bahwa pejabat Israel menduga Kogan diserang oleh sejumlah warga negara Uzbekistan, yang direkrut oleh Iran, yang kemudian melarikan diri ke Turki.