Setelah Misil AS, Ukraina Kini Tembakkan Rudal Storm Shadow Inggris ke Rusia
Militer Ukraina telah menembakkan sejumlah rudal Storm Shadow pasokan Inggris ke Wilayah Kursk dan Wilayah Krasnodar, Rusia, pada Rabu. Serangan ini terjadi sehari setelah Kyiv melakukan serangan serupa dengan rudal ATACMS pasokan Amerika Serikat (AS).
Mengutip laporan Bloomberg, Kamis (21/11/2024), rentetan serangan dengan misil jarak jauh ini dilakukan militer Ukraina setelah Presiden Volodymyr Zelensky mengeklaim telah mendapat izin dari beberapa negara Barat.
Moskow telah memperingatkan bahwa serangan semacam itu akan menjadi keterlibatan langsung NATO dalam perang Rusia-Ukraina.
“Kami sebagai sebuah negara dan sebagai pemerintah menggandakan dukungan kami untuk Ukraina dan bertekad untuk berbuat lebih banyak,” kata Menteri Pertahanan Inggris John Healey di Parlemen pada hari Rabu.
London menyetujui penggunaan misil Storm Shadow sebagai respons atas tuduhan Kyiv bahwa pasukan Korea Utara telah bergabung dalam pertempuran di Wilayah Kursk, menurut seorang pejabat Barat yang mengetahui masalah tersebut kepada Bloomberg.
Pejabat itu mengatakan bahwa pemerintah Inggris menganggap tindakan yang dituduhkan tersebut sebagai eskalasi oleh Moskow.
Beberapa media Amerika melaporkan selama akhir pekan bahwa Presiden AS Joe Biden telah mencabut pembatasan penggunaan rudal jarak jauh ATACMS Amerika oleh Kyiv.
Sementara Gedung Putih tidak mengonfirmasi atau membantah hal ini secara resmi, serangkaian proyektil ATACMS telah ditembakkan ke Wilayah Bryansk Rusia pada Selasa pagi.
Kementerian Pertahanan Rusia belum mengomentari laporan serangan misil Storm Shadow. Menurut salah satu saluran Telegram pemantau perang, sebanyak 12 misil Storm Shadow ditembakkan militer Ukraina ke Wilayah Kursk pada Rabu sore, tetapi dicegat oleh sistem pertahanan udara Moskow.
Foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan pecahan rudal buatan Inggris tersebut ditemukan di desa Maryino, sekitar setengah jalan antara perbatasan Ukraina dan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kursk di Kurchatov.
Saluran Telegram lainnya menlaporkan bahwa sedikitnya dua rudal dicegat di atas Yeysk, sebuah pelabuhan di Wilayah Krasnodar, Rusia.
AS dan sekutunya telah memberlakukan pembatasan tertentu pada penggunaan senjata yang telah mereka pasok ke Kyiv sejak 2022 untuk mempertahankan penyangkalan yang masuk akal mengenai keterlibatan mereka dalam konflik dengan Rusia. Namun Ukraina telah menuntut pencabutan pembatasan ini sejak Mei.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa penggunaan rudal jarak jauh Barat oleh Kyiv akan mengubah sifat konflik dan menjadikan NATO sebagai peserta langsung dalam permusuhan.
Moskow juga telah merevisi doktrin nuklirnya untuk mencakup serangan konvensional oleh proksi.
"Upaya beberapa anggota NATO untuk berpartisipasi dalam memfasilitasi kemungkinan serangan jarak jauh dengan senjata Barat jauh di dalam wilayah Rusia tidak akan dibiarkan begitu saja tanpa hukuman," kata kepala Badan Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR), Sergey Naryshkin, pada hari Rabu.
Sementara AS dan Inggris dilaporkan telah memberikan Kyiv izin yang diminta Zelensky, Prancis mengatakan masih mempertimbangkan langkah tersebut.
Sedangkan Jerman dan Italia secara terbuka mengatakan bahwa senjata mereka hanya dapat digunakan di tanah Ukraina.