4 Jenderal Iran yang Dibunuh Israel
JAKARTA - Pada 1 Oktober 2024, Iran meluncurkan serangan misil balistik ke Israel sebagai balasan atas pembunuhan beberapa pemimpin Hizbullah dan Hamas oleh Israel, termasuk seorang komandan senior Iran. Sebagian besar misil ini berhasil dihadang oleh pertahanan udara Israel, namun beberapa berhasil mengenai target. Sebagai balasan, Israel melancarkan serangan pada fasilitas produksi misil Iran.
Melansir BBC, Iran dan Israel terlibat dalam konflik bertahun-tahun, saling menyerang tanpa pengakuan secara terbuka. Iran, melalui sekutu-sekutunya seperti Hizbullah di Lebanon dan milisi di Irak serta Suriah, mendukung kelompok bersenjata yang menentang Israel. Sementara itu, Israel menganggap Iran sebagai ancaman besar bagi keberadaannya karena dukungan Iran terhadap milisi-milisi regional serta upaya pengembangan nuklir yang telah disangkal oleh Iran. Sebagai hasil dari konflik yang terus berlangsung, berikut adalah beberapa jenderal Iran yang telah dibunuh oleh Israel.
1. Sayed Razi Mousavi
Israel Klaim Yahya Sinwar Tewas
Menyadur Associated Press, sebuah serangan udara Israel pada 25 Desember 2023 di Damaskus menewaskan Brigadie Jenderal Seyed Razi Mousavi, seorang penasihat senior Garda Revolusi Iran yang telah lama bertugas di Suriah. Iran dan kelompok militan sekutunya di kawasan tersebut bersumpah akan membalas kematian Mousavi.
IRNA, kantor berita Iran, menyebut Mousavi sebagai sahabat dekat Jenderal Qassim Soleimani, komandan Pasukan Quds Iran yang tewas dalam serangan udara Amerika Serikat (AS) di Irak pada tahun 2020. Menurut Lembaga Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, Mousavi tewas saat memasuki sebuah area yang diduga merupakan salah satu kantor milik kelompok Hizbullah.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Hizbullah, Mousavi disebut sebagai salah satu saudara terbaik yang telah mendukung Perlawanan Islam di Lebanon selama puluhan tahun kehidupan yang terhormat.
2. Sadegh Omidzadeh
Melalui NPR, pada 20 Januari 2024, serangan Israel menghancurkan sebuah bangunan di Damaskus, ibu kota Suriah, yang digunakan oleh Garda Revolusi Iran. Menurut laporan media Suriah dan Iran, serangan ini menewaskan sedikitnya lima warga Iran, termasuk Jenderal Sadegh Omidzadeh, yang merupakan wakil intelijen dari Pasukan Quds di Suriah.
Tentara Suriah melaporkan bahwa seluruh bangunan di lingkungan Mazzeh yang dijaga ketat itu hancur oleh rudal yang ditembakkan angkatan udara Israel dari wilayah Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel. Meskipun begitu, militer Israel tidak memberikan komentar atas kejadian tersebut.
Juru bicara Iran menegaskan bahwa kematian para anggota pasukannya tidak akan dibiarkan begitu saja dan bahwa Iran memiliki hak untuk membalas tindakan yang disebutnya sebagai "terorisme terorganisir" dari Israel. Konflik ini memperlihatkan eskalasi serangan udara, terutama setelah Israel juga menyerang kelompok militan terkait Iran di Suriah dan Lebanon.
3. Mohammad Reza Zahedi
Printer 3D untuk Logam?
Menurut laman Al Jazeera, Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi, seorang komandan senior di Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran, tewas dalam serangan udara Israel di Damaskus pada 1 April 2024. Serangan ini juga menewaskan enam orang lainnya dan menghancurkan konsulat Iran di Damaskus.
Zahedi, lahir pada 1960 di Isfahan, bergabung dengan IRGC setelah Revolusi Islam Iran dan ikut serta dalam Perang Iran-Irak. Selama perang ini, Zahedi memimpin brigade dan divisi utama yang membantu mematahkan garis pertahanan lawan di berbagai operasi besar. Setelah perang, ia dipromosikan menjadi komandan angkatan darat IRGC hingga tahun 2008, dan berperan penting dalam mengembangkan pengaruh regional Iran sebagai anggota Pasukan Quds, cabang operasi luar negeri IRGC.
Di Pasukan Quds, Zahedi menjadi tokoh utama dalam mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad selama konflik Suriah dan mempererat hubungan dengan milisi Hizbullah di Lebanon. Sebagai sekutu jenderal terkenal Iran, Qassem Soleimani, Zahedi turut memperkuat perlawanan anti-Israel di Timur Tengah.
4. Abbas Nilforushan
Berdasarkan laporan Nour News, Jenderal Abbas Nilforushan, Wakil Komandan Operasi Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), meninggal akibat serangan udara Israel di Beirut pada 27 September 2024, bersama pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah. Menurut pernyataan IRGC, serangan tersebut juga menewaskan warga sipil.
Nilforushan, yang lahir pada 1966 di Isfahan, Iran, telah berkarier lama dalam militer Iran. Ia terlibat dalam perang Iran-Irak sejak usia muda, dan menjabat berbagai posisi penting di IRGC. Sebagai bagian dari Poros Perlawanan, ia memainkan peran utama dalam mendukung kelompok perlawanan seperti Hizbullah dan Palestina.