Ribuan Orang Demo di Prancis Bela Nenek yang Diperkosa 90 Pria hingga Ratusan Kali
Ribuan orang turun ke jalan di seluruh kota Prancis pada Sabtu untuk mendukung Gisele Pelicot, nenek 71 tahun yang telah diperkosa puluhan pria ketika kondisinya dibius oleh sang suami. Korban mengalami serangan itu dari 2011 hingga 2020.
Menurut polisi, berdasarkan bukti video, korban diserang lebih dari 200 kali oleh lebih dari 90 pria yang direkrut sang suami korban; Dominique Pelicot, secara daring.
Gisele Pelicot telah meminta agar persidangan terhadap suaminya—yang statusnya kini telah berpisah—dan 50 orang terdakwa lainnya sejak 2 September lalu digelar terbuka untuk publik. Tujuannya guna meningkatkan kesadaran tentang bahaya penggunaan narkoba untuk melakukan kekerasan.
Dominique Pelicot telah mengakui membius korban selama bertahun-tahun untuk memerkosanya atau menontonnya diperkosa saat tidak sadarkan diri oleh puluhan orang asing yang direkrutnya secara daring.
Baca Juga: Siapa Gisele Pelicot? Nenek 71 Tahun yang Diperkosa Sebanyak 220 Kali oleh 90 Pria Asing
Bintang Porno Jepang yang Pasang Tarif Rp306 Juta untuk Seks Ditangkap dalam Operasi Hong Kong
Kasus tersebut telah menggemparkan publik Prancis, terutama karena banyak dari para terdakwa lainnya adalah pria biasa, dan beberapa tersangka masih bebas.
"Kami semua Gisele," teriak massa di Ibu Kota Prancis, Paris, seperti dikutip AFP, Minggu (15/9/2024).
"Pemerkosa, kami melihatmu, korban, kami percaya padamu,” lanjut teriakan massa.
Di kota selatan Marseille, para aktivis memasang spanduk di gedung pengadilan kota yang menyerukan agar para pelaku—bukan korban—merasa malu.
"Rasa malu harus berpindah pihak," demikian bunyi spanduk itu, menggemakan kata-kata Gisele Pelicot sendiri melalui salah satu pengacaranya.
Justine Imbert (34), seorang demonstran, datang bersama putrinya yang berusia enam tahun.
"Pasti butuh keberanian besar, tetapi sangat penting bagi Gisele Pelicot untuk meminta persidangan dibuka untuk umum,” katanya.
"Itu memungkinkan orang melihat wajah suaminya dan semua orang lainnya, untuk melihat bahwa mereka bukan orang buangan tetapi 'ayah yang baik',” paparnya.
Demonstran lain, pensiunan Martine Ragon (74) mengatakan dia juga hadir untuk memprotes “budaya pemerkosaan", merujuk pada lingkungan di mana kekerasan seksual dianggap normal.
"Liputan media tentang persidangan akan memungkinkan kita untuk berbicara tentang hal itu," katanya.