Rapat Kabinet, Putin Serukan Pembatasan Ekspor Uranium, Titanium, hingga Nikel ke Pasar Luar Negeri

Rapat Kabinet, Putin Serukan Pembatasan Ekspor Uranium, Titanium, hingga Nikel ke Pasar Luar Negeri

Global | okezone | Kamis, 12 September 2024 - 15:16
share

RUSIA Presiden Rusia Vladimir Putin mempertimbangkan kemungkinan pembatasan pasokan ekspor beberapa bahan baku strategis, seperti uranium, titanium atau nikel , ke pasar luar negeri, tetapi tidak merugikan negara itu sendiri. Hal ini diungkapkan Putin saat sidang kabinet bersama para menterinya.

"Mereka membatasi pasokan sejumlah barang kepada kita. Mungkin kita juga harus memberlakukan pembatasan tertentu [untuk mereka]?" kata Putin dalam sebuah pertemuan dengan pemerintah.

Ia mencatat bahwa hal ini menyangkut jenis barang tertentu yang dipasok Rusia ke pasar dunia dalam jumlah besar.

"Uranium, titanium, nikel. Jangan lakukan apa pun yang merugikan diri kita sendiri," lanjutnya.

Putin menegaskan kembali bahwa pemerintah harus memikirkan pembatasan tertentu pada pasokan ke pasar luar negeri untuk barang-barang ini dan sejumlah barang lainnya.

Kepala negara itu mengingatkan bahwa Rusia termasuk di antara pemimpin dunia dalam hal cadangan bahan baku strategis. Rusia diketahui memiliki hampir 22 gas alam, hampir 23 emas, dan sekitar 55 berlian.

"Di beberapa negara, cadangan strategis tengah dibuat, dan sejumlah langkah lain tengah diambil. Secara umum, jika ini tidak merugikan kita, maka kita dapat berpikir (saya tidak mengatakan bahwa ini perlu dilakukan besok, tetapi kita harus berpikir) tentang pembatasan tertentu pada pasokan ke pasar luar negeri, tidak hanya untuk barang-barang yang saya sebutkan, tetapi juga beberapa barang lainnya," ungkapnya. Putin mengatakan bahwa ia tidak akan berbicara secara rinci tentang alasan keputusan ini.

"Saya pikir rekan-rekan saya di pemerintahan memahami dengan baik pentingnya jenis bahan baku Rusia yang saya sebutkan ini. Ini yang terlintas dalam pikiran saya: uranium, titanium, nikel. Tetapi ada juga yang lain [jenis bahan baku penting]," lanjutnya.

Topik Menarik