Perjuangan Ahmad Mardi Idris, Mengubah Limbah Kawat Menjadi Karya Seni Miniatur Bonsai

Perjuangan Ahmad Mardi Idris, Mengubah Limbah Kawat Menjadi Karya Seni Miniatur Bonsai

Gaya Hidup | mamuju.inews.id | Kamis, 23 Januari 2025 - 19:27
share

MAMUJU, iNewsMamuju.id - Ahmad Mardi Idris, seorang seniman asal Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), dikenal sebagai pelopor seni pengolahan limbah kawat menjadi miniatur bonsai yang memukau.

Perjalanan Ahmad dalam mengembangkan seni ini penuh dengan tantangan, ketekunan, dan inspirasi.  

Awalnya bermula dari keprihatinan Ahmad terhadap limbah logam dan kawat yang banyak berserakan di lingkungan sekitarnya. Sebagai seorang pria yang mencintai alam, ia merasa miris melihat limbah yang tidak terpakai mencemari tanah dan menciptakan pemandangan tidak sedap. Di sisi lain, Ahmad memiliki ketertarikan terhadap seni bonsai, tetapi keterbatasan biaya membuatnya sulit untuk mengoleksi atau merawat pohon bonsai asli.  

Satu hari pada tahun 2019, saat mengamati seutas kawat bekas yang melingkar acak, ia mendapatkan ide: mengapa tidak mencoba membuat miniatur bonsai dari kawat ini? Dengan bekal alat sederhana seperti tang, gunting kawat, dan imajinasinya, Ahmad mulai bereksperimen.  

Perjuangan dan Tantangan 
 
Awalnya, usaha Ahmad tidak mudah. Ia harus menghadapi berbagai hambatan, seperti kesulitan membentuk kawat menjadi model yang menyerupai bonsai. Jari-jarinya sering terluka akibat kawat tajam, dan hasil karyanya kerap dianggap tidak menarik oleh orang-orang di sekitarnya.  

Namun, Ahmad tidak menyerah. Ia menghabiskan waktu berjam-jam setiap hari untuk mempelajari teknik pengolahan kawat dan mendesain pola bonsai. Dengan memanfaatkan internet dan belajar dari seniman-seniman lain, ia memperbaiki kualitas karyanya. Ia juga mencoba berbagai jenis kawat, mulai dari kawat tembaga, kawat aluminium, hingga kawat baja, untuk mendapatkan hasil terbaik.  

Terobosan  

Setelah beberapa tahun berusaha akhirnya awal tahun 2023, karya-karya Ahmad mulai menunjukkan keindahan dan keunikan. Ia mampu membuat miniatur bonsai dengan detail yang luar biasa, mulai dari lekukan dahan, susunan ranting, hingga tekstur kawat yang menyerupai serat kayu. Karyanya tidak hanya sekadar miniatur, tetapi juga mengandung nilai estetika tinggi yang merepresentasikan harmoni alam.  

Terobosan besar terjadi ketika Ahmad mulai aktif membuat konten dalam canal Youtube dengan Nama Arya Alfarizqi. Salah satu karyanya, miniatur bonsai kawat berbentuk pohon beringin dan Pohon Kelapa, menarik perhatian banyak pengunjung. Seorang kolektor seni bahkan membelinya dengan harga tinggi. Dari sana, nama Ahmad mulai dikenal, dan permintaan terhadap karya-karyanya meningkat.  

Dedikasi terhadap Lingkungan  

Ahmad tidak hanya fokus pada kesuksesan pribadi, tetapi juga ingin memberikan kontribusi positif bagi lingkungan. Ia mengajarkan teknik seni pengolahan limbah kawat kepada anak-anak muda di desanya. Ahmad mendirikan sebuah komunitas seni bernama *Bonsai Kawat Nusantara, di mana ia berbagi ilmu dan menginspirasi orang lain untuk melihat limbah sebagai peluang, bukan masalah.  

“Setiap kawat yang kita bentuk menjadi bonsai adalah bentuk penghormatan kita terhadap alam. Kita menunjukkan bahwa bahkan sesuatu yang dianggap sampah pun bisa menjadi indah, jika kita mau melihatnya dari sudut pandang yang berbeda," tutur Ahlad saat di jumpai iNewsMamuju.id. 

Kisah Ahmad Mardi Idris adalah bukti nyata bahwa seni tidak hanya tentang keindahan, tetapi juga tentang bagaimana memberikan makna dan manfaat bagi kehidupan serta tidak merusak alam.

Topik Menarik