Cacar Air mulai Mewabah di Sekolah, IDAI Sarankan Segera Vaksin Varisela
JAKARTA, iNews.id - Kasus cacar air dilaporkan tengah merebak di sejumlah sekolah di berbagai daerah Indonesia, seperti Cilegon, Tangerang Selatan, dan Situbondo. Sebagai lingkungan dengan intensitas interaksi tinggi, sekolah kerap menjadi salah satu tempat penyebaran virus yang cepat.
Cacar air, atau dikenal dalam istilah medis sebagai varisela, adalah infeksi virus varicella zoster yang ditandai munculnya ruam merah dan gatal di beberapa bagian tubuh. Biasanya, ruam pertama kali muncul di area wajah dan badan kemudian menjadi gelembung-gelembung kecil, dapat menyebar ke seluruh tubuh.
Anggota Satuan Tugas Imunisasi IDAI 2004-2024, Prof Soedjatmiko mengungkapkan penyakit cacar sangat cepat menular di lingkungan sekolah atau rumah. Jika ada anak yang terkena cacar, sebaiknya tidak bersekolah hingga bekas cacarnya kering dan tidak timbul gelembung-gelembung baru.
Anak yang menderita cacar juga sebaiknya tidak bermain dengan kakak, adik atau anak lain, karena mudah menularkan, ujarnya.
Prof Soedjatmiko menerangkan seluruh anggota keluarga, guru dan teman-teman sekolah pasien cacar harus sering mencuci tangan dan mandi dengan sabun untuk mencegah penularan.
Pakaian, handuk, alat makan, dan mainan penderita cacar sebaiknya dicuci terpisah dari barang lain dan dijemur dibawah sinar matahari. Meskipun demikian, penularan masih bisa terjadi karena virus cacar tidak terlihat, katanya.
Meskipun kerap dianggap sebagai penyakit ringan, cacar air dapat menyebabkan beberapa komplikasi, seperti infeksi bakteri pada kulit dan jaringan lunak pada anak-anak, dan infeksi pada paru-paru (pneumonia).
Untuk itu, Prof Soedjatmiko menyarankan agar anak-anak diberi 2 dosis vaksin varisela, karena terbukti 90 persen efektif mencegah cacar air.
Pencegahan paling mudah dan efektif adalah dengan melakukan imunisasi cacar sejak usia 1 tahun. Dengan satu kali suntikan, kekebalan terhadap cacar mulai terbentuk dalam waktu dua minggu. Untuk mendapatkan kekebalan yang lebih optimal, lengkapi dengan vaksinasi dosis kedua, yang dapat menggunakan vaksin kombinasi varisela dan MMR, ujar Prof Soedjatmiko.
Memahami urgensi pemberian vaksin varisela pada anak, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah merekomendasikan vaksin ini masuk dalam jadwal vaksinasi anak.
Berdasarkan rekomendasi terbaru, vaksin varisela disuntikkan subkutan mulai usia 12 bulan. Pada usia 1-12 tahun diberikan 2 dosis dengan interval 6 minggu sampai 3 bulan, sementara usia 13 tahun atau lebih interval 4 sampai 6 minggu.
Untuk anak usia 2 tahun atau lebih yang belum mendapat MR/MMR dan varisela dapat diberikan vaksin MMRV sebagai dosis primer. Untuk anak kurang dari 2 tahun yang sudah mendapat MR/MMR atau varisela sebelumnya, MMRV dapat diberikan sebagai booster.
Di Indonesia, vaksin varisela telah lama mendapat ijin dari BPOM serta direkomendasikan oleh Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Satgas Imunisasi Dewasa Persatuan Ahli Penyakit Dalam (PAPDI), kata Prof Soedjatmiko.
Orang yang sudah vaksin varisela bukan berarti tidak akan terkena cacar. Namun menurut Prof Soedjatmiko, dengan vaksin bisa mengurangi penyakit komplikasi pada anak.
Imunisasi varisela terbukti aman dan bermanfaat dalam mencegah cacar yang parah, sehingga digunakan di semua negara, ujar Prof Soedjatmiko.