Takaran Gula yang Boleh Dikonsumsi Setiap Hari Versi WHO, Jangan Lebih 6 Sendok Teh
JAKARTA – Banyak orang tidak tahu takaran gula yang boleh dikonsumsi setiap hari. Pasalnya, jika kelebihan, maka efeknya bisa mengganggu kesehatan. Di antaranya diabetes dan obesitas.
Dikutip marca, WHO menyatakan bahwa asupan gula bebas, yaitu gula yang ditambahkan ke makanan dan minuman, selain yang secara alami terdapat dalam madu, sirup dan jus buah, maka tidak boleh melebihi 10 dari total kalori harian seseorang.
Namun, disarankan untuk mengurangi persentase ini menjadi 5 untuk manfaat kesehatan tambahan.
Dampak konsumsi gula berlebihanKonsumsi gula berlebihan dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan. Beberapa dampak yang paling dikenal dan didukung secara ilmiah meliputi:
Obesitas Ketika mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang dibutuhkan tubuh, kalori tersebut disimpan sebagai lemak, yang menyebabkan penambahan berat badan.
Diabetes tipe 2Resistensi gula dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2, penyakit kronis yang memengaruhi metabolisme dan dapat menimbulkan konsekuensi kesehatan yang serius.
Masalah jantungStudi oleh American Heart Association menyimpulkan bahwa mereka yang mengonsumsi gula tambahan secara berlebihan lebih mungkin menderita tekanan darah tinggi, serangan jantung, dan stroke.
Kesehatan gigiIni adalah sekutu besar bakteri di mulut, yang memakannya untuk menghasilkan asam yang mengikis email gigi, yang dapat menyebabkan gigi berlubang.
Risiko kanker Pola makan tinggi gula dapat menyebabkan peradangan kronis, faktor yang terkait dengan perkembangan kanker dan penyakit degeneratif lainnya.
Berapa Takaran Gula yang Benar?
Memang benar takaran gula pada orang dewasa dan anak-anak berbeda. Oleh karena itu, WHO merekomendasikan jumlah gula yang bisa dikonsumsi setiap hari:
Orang dewasa Dengan diet 2.000 kalori per hari, 5 setara dengan sekitar 25 gram gula bebas per hari, yaitu sekira 6 sendok teh.
Anak-anakMeski rekomendasinya serupa, penting untuk diingat bahwa jumlah total kalori yang dibutuhkan anak lebih rendah, sehingga jumlah gula harus lebih rendah secara proporsional.
Rekomendasi WHO ini berfokus pada gula bebas dan tidak mencakup gula intrinsik, yaitu gula yang secara alami terdapat dalam buah dan sayuran utuh.