Kisah Gajah Mada, Miliki Peran Penting pada Kekuasaan 3 Raja Majapahit hingga Disegani di Mancanegara
Didirikan oleh Raden Wijaya, di Hutan Tarik usai runtuhnya Kerajaan Singasari akibat serangan mematikan Jayakatwang. Kerajaan Majapahit bermetamorfosa menjadi kerajaan besar yang mampu menyatukan Nusantara, hingga disegani di seluruh mancanegara.
Kejayaan Kerajaan Majapahit tersebut, tidak bisa lepas dari peran Mahapatih Gajah Mada. Bahkan, keberadaan Gajah Mada ini menjadi sosok sentral, pada kekuasaan tiga raja yang pernah memimpin Majapahit.
Gajah Mada mulai menonjol perannya, saat memimpin pasukan Bhayangkara menumpas berbagai pemberontakan di dalam Kerajaan Majapahit, hingga dipercaya oleh raja ketiga Majapahit, Tribhuwana Tunggadewi.
Bukan berasal dari bangsawan, maupun kasta atas di struktur sosial masyarakat Majapahit, namun Gajah Mada memiliki kecerdasan yang luar biasa, sehingga mampu mengantarkannya menjadi pejabat penting sejak Jayanegara bertakhta.
Gajah Mada memulai kariernya di Majapahit, benar-benar dari bawah. Yakni sebagai prajurit, yang kemudian diangkat sebagai bekel atau komandan sepasukan prajurit. Pasukan Bhayangkara yang dipimpin Gajah Mada, memiliki peran penting dalam menjaga keselamatan raja.
Perlahan kecerdasan, kecermatan, dan strategi yang dilakukannya membuatnya dipercaya mengemban jabatan yang lebih tinggi. Hingga akhirnya ketika Tribhuwana Tunggadewi menjabat sebagai raja, ia dilantik menjadi patih. Patih merupakan jabatan yang saat ini mungkin setara perdana menteri.
Slamet Muljana dalam karya ilmiahnya yang berjudul "Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit", tak ragu menyebut Kerajaan Majapahit tanpa Gajah Mada bukanlah menjadi sebuah kerajaan besar.
Ketika masa Tribhuwana Tunggadewi memimpin Majapahit, dan mengangkat Gajah Mada sebagai patih, di saat itulah Gajah Mada mengucapkan satu sumpah yang dikenal Sumpah Palapa. Sumpah penyatuan nusantara dalam suatu politik, atau wilayah di bawah Majapahit.
Sesudah Tribhuwana Tunggadewi bertakhta, sang anak yang juga raja muda bernama Hayam Wuruk dinobatkan sebagai raja. Hayam Wuruk tidak hanya mewarisi takhta dan wilayah kerajaan, tetapi juga alat-alat pemerintahan.
Burung Beo Ini Fasih Ucapkan Kalimat Tauhid, Lantas Mengapa Syaikh Ini Menangisi Kematiannya
Sang Panca ri Wilwatikta tetap dipimpin oleh Patih Gajah Mada, pencetus dan pelaksana program politik nusantara, sehingga Gajah Mada dapat meneruskan pelaksanaan program politik nusantaranya.
Penundukan kepulauan di sebelah barat dan utara Pulau Jawa, dilakukan zaman pemerintahan Tribhuwana Tunggadewi Jayawisnuwardhani. Penundukan Kepulauan Nusantara bagian timur, kecuali Pulau Bali, dilakukan pada zaman pemerintahan Hayam Wuruk Sri Rajasanagara.
Ekspedisi militer ke nusantara bagian timur dimulai pada tahun 1357 dengan penundukan Dompo, di Pulau Bima, oleh tentara Majapahit di bawah pimpinan Mpu Nala. Dompo dijadikan pangkalan tentara Majapahit, untuk bergerak menundukkan pulau-pulau lainnya di bagian timur.
Pelaksanaan ekspedisi militer di bagian timur berhasil gilang-gemilang. Banyak pulau-pulau di bagian timur kemudian masuk dalam wilayah Majapahit, di antaranya ialah Maluku, Banggawi, Buru, Gurun, Seram, Gunung Api. Sumba, Flores, Banda, Timor dan Wanin di pantai barat Irian Jaya.
Hampir segenap kepulauan Nusantara bagian timur, dimasukkan ke dalam wilayah Majapahit pada zaman pemerintahan Dyah Hayam Wuruk Sri Rajanasanagara. Masyhurlah karenanya nama Majapahit.
Majapahit menjadi kerajaan agung di Laut Selatan yang sangat disegani. Hayam Wuruk dipandang menjadi Raja Majapahit yang paling berhasil dalam pemerintahan. Pada hakikatnya kebesaran dan keagungan Majapahit, adalah berkat penerapan program politik nusantara yang dicetuskan oleh Gajah Mada, dan dilaksanakan oleh Gajah Mada sendiri bersama para pembantunya.
Demikianlah nama Gajah Mada ikut menjadi sangat masyhur. Apalagi suasana internal Keraton Majapahit sendiri, pada pertengahan abad 14 membantu pelaksanaan program politik nusantara Gajah Mada.
Berkat pelaksanaan program politik nusantara itu, Kerajaan Majapahit menjadi kerajaan besar yang disegani oleh tetangga-tetangganya. Tidaklah mengherankan jika nama Gajah Mada dikaitkan dengan keagungan Majapahit.
Tanpa keberhasilan penerapan program politik nusantara, Majapahit hanya merupakan kerajaan kecil di Jawa Timur, tidak berbeda dengan kerajaan-kerajaan Jawa sebelumnya. Sejarah Majapahit pada hakikatnya adalah sejarah Gajah Mada.
(eyt)