Industri Tekstil Uji Keterampilan Robot Penjahit Pakaian, Gantikan Manusia?

Industri Tekstil Uji Keterampilan Robot Penjahit Pakaian, Gantikan Manusia?

Gaya Hidup | koran-jakarta.com | Rabu, 28 Desember 2022 - 12:00
share

Tak hanya industri manufaktur, tenaga robot juga akan memasuki industri tekstil. Perusahaan pakaian dan teknologi Siemens AG Jerman dan Levi Strauss & Co tengah serius meneliti kepiawaian robot dalam menjahit pakaian.

"Pakaian adalah industri bernilai triliunan dolar terakhir yang belum terotomatisasi," kata Eugen Solowjow, yang mengepalai proyek di laboratorium Siemens di San Francisco yang telah mengerjakan otomatisasi pembuatan pakaian jadi sejak 2018.

Tidak seperti bemper mobil yang bentuknya keras layaknya robot yang membuatnya, kain justru lemas, terkulai dengan ketebalan dan tekstur yang berbeda-beda.

Terlebih, robot tidak memiliki keterampilan seperti yang dilakukan tangan manusia. Namun, yang jelas robot kemampuan robot dipercayai mampu ditingkatkan untuk menangani kain walaupun hal itu akan memakan waktu bertahun-tahun lamanya.

Melansir Reuters, pekerjaan di Siemens berkembang dari upaya membuat perangkat lunak untuk memandu robot menangani semua jenis bahan fleksibel, seperti kabel kawat tipis dan menyadari bahwa salah satu target paling matang adalah pakaian.

Pasalnya, pasar pakaian global diperkirakan bernilai 1,52 triliun dolar AS, menurut platform data independen Statista.

Untuk mengatasi hal itu, Siemens bekerja sama dengan Advanced Robotics for Manufacturing Institute di Pittsburgh, untuk mengatasi masalah floppy fabric atau bahan kain yang lemas.

Alih-alih mengajari robot cara menangani kain, perusahaan rintisan asal Fransisco Sewbo Inc., mengeraskan kain dengan bahan kimia sehingga dapat ditangani layaknya robot menangani bemper mobil selama produksi.

Setelah selesai, pakaian jadi itu kemudian dicuci untuk menghilangkan zat yang membuatnya kaku selama proses produksi.

Upaya penelitian ini akhirnya berkembang hingga mencakup beberapa perusahaan pakaian, termasuk Levi\'s dan Bluewater Defense LLC yang merupakan produsen seragam militer yang berbasis di AS. Mereka menerima hibah 1,5 juta dolar AS dari Institut Robotika Pittsburgh untuk bereksperimen dengan teknik tersebut.

Walau menjadi bagian dari upaya penelitian dengan Siemens, CEO Bluewater Defense, Eric Spackey, mengaku skeptis terhadap pendekatan Sewbo.

Ia menilai menggunakan bahan pengeras ke dalam garmen hanya akan menambah proses lain, yang tentunya meningkatkan biaya. Namun, Spackey tak menampik bahwa hal ini masuk akal bagi produsen yang memang diharuskan mencuci pakaian sebagai bagian dari operasi normal mereka, seperti pembuat jeans.

Sementara itu, Sanjeev Bahl, yang membuka pabrik jeans kecil di pusat kota Los Angeles dua tahun lalu bernama Saitex, telah mempelajari mesin Sewbo dan bersiap untuk memasang mesin percobaan pertamanya.

Kritik

Banyak pembuat pakaian jadi ragu-ragu untuk berbicara tentang kinerja robot bagi industri tekstil karena dapat memicu kekhawatiran bahwa pekerja di industri tekstil yang banyak ditemukan di negara berkembang akan menderita.

Jonathan Zornow, yang telah mengembangkan teknik untuk mengotomatisasi beberapa bagian pabrik jeans, mengatakan bahwa dia telah menerima kritik online dan satu ancaman pembunuhan.

Topik Menarik