Kewajiban Pertama Orangtua Terhadap Anak, Syaikh Abdullah bin Abdurrahim al-Bukhari Kasih Bocorannya

Kewajiban Pertama Orangtua Terhadap Anak, Syaikh Abdullah bin Abdurrahim al-Bukhari Kasih Bocorannya

Gaya Hidup | medan.inews.id | Senin, 18 November 2024 - 13:20
share

MEDAN, iNewsMedan.id - Kewajiban pertama orangtua adalah memberikan kasih sayang dan perhatian yang tulus kepada anak-anak mereka. Kasih sayang ini merupakan fondasi penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak secara emosional, sosial, dan spiritual.

Lantas kasih sayang yang bagaimana harus dilakukan orangtua kepada buah hatinya? Apakah selalu menuruti kemauannya, memberi pendidikan berkualitas dengan bersekolah yang mahal?

Ternyata menurut Islam kewajiban pertama orangtua terhadap anak adalah menyelamatkan mereka dari neraka. Inilah kewajiban orangtua yang paling hakiki.

Asy-Syaikh Dr. Abdullah bin Abdurrahim al-Bukhari -hafizhahullah- berkata,

"Kewajiban pertama kali di hadapan anak-anak adalah menyelamatkan mereka dari neraka. Bahkan, inilah yang paling utama dari apa yang diberikan oleh para ayah terhadap anak-anak mereka.

Di antara keanehan -sementara keanehan itu sangat banyak jumlahnya- Anda melihat sebagian ayah akan sangat resah dan gelisah apabila melihat menurunnya prestasi putra-putri mereka dalam studinya. Keadaannya akan sangat didominasi oleh kemurungan (depresi) dan kesedihan!

Adapun ketika mengalami penurunan keimanan dan akhlak, terkadang seorang ayah tidak tergerak sama sekali dan tidak memerhatikannya, kecuali orang-orang yang Allah rahmati dari kalangan para hamba-Nya! Dan sungguh betapa sedikitnya mereka.

 

Apabila sang anak membolos dari jadwal pelajarannya, Anda dapati para ayah sangat resah. Namun, ketika anak-anak tidak terlihat dari shalat jama'ah di masjid serta shalat Jumat, -terlebih bagi anak laki-laki-, Anda akan mendapati sebagian dari para ayah, --bahkan banyak dari mereka-- tidak tergerak samasekali! Hanyalah kepada Allah kita mengadukannya.

Padahal urusan agama adalah perkara yang serius, bukan main-main. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda,

ما من عبد استرعاه الله رعية فلم يحطها بنصيحة إلا ولم يجد رائحة الجنة

"Tidak ada seorang hambapun yang Allah mengamanatkan kepadanya rakyat, lalu ia tidak menjaganya dengan nasihat, kecuali ia tidak akan mendapati harumnya Jannah." (al-Bukhari 7150 dan Muslim 142 dari hadits Ma'qil bin Yasar radhiyallahu 'anhu)

Tidak diragukan lagi bahwa kerugian yang paling besar yang akan dirasakan adalah menimpakan kerugian untuk dirinya sendiri dan keluarganya -kita berlindung kepada Allah dari kerugian itu- pada hari kiamat;

{ۗ قُلْ إِنَّ الْخَاسِرِينَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ أَلَا ذَٰلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ} [الزمر : 15]

Katakanlah (Wahai Muhammad), "Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat." (Az-Zumar: 15)

Dinukil dari Huquuqul Aulad 'alal Abaa' wal-Ummahat Karya Asy-Syaikh Dr. Abdullah bin Abdurrahim al-Bukhari (Kenalilah Hak Anakmu Wahai Para Orang Tua), al-Abror Media hlm. 25-27

Topik Menarik