Jamuan Makan Ala Rijsttafel Indonesia Masuk Daftar Warisan Budaya Belanda
Cara menyajikan hidangan ala Indonesia yang dikenal dengan sebutan rijsttafel resmi masuk dalam daftar Warisan Tak Benda Belanda.
"Selama bertahun-tahun, generasi tua mewariskan ilmu rijsttafel Indonesia, termasuk keterampilan dan persiapannya, kepada generasi muda," bunyi pernyataan yayasan yang mencatat daftar tersebut.
Melansir laman NL Times, tak hanya tradisi rijsttafel, menyeruput hidangan Papeda langsung dari piring, yang populer di wilayah Timur Indonesia yakni, Papua dan Maluku juga masuk dalam daftar Warisan Tak Benda Belanda.
Setidaknya ada lebih dari 200 inventaris dalam bentuk kerajinan, perayaan hingga praktik sosial yang tercatat sebagai Warisan Tak Benda Belanda.
Selain rijsttafel Indonesia, beberapa inventaris yang baru tercatat tahun ini di antarnya, parade karnaval besar-besaran di Zwaag, Bidweg dari Sterre der Zee - rute tetap melalui pusat Maastricht yang dilalui orang sambil berdoa Rosario - dan pembuatan kertas di Doesburg dan Rotterdam.
"Warisan Tak Benda ini merupakan bagian dari sosial budaya masyarakat yang berakar pada bekas Hindia Belanda," kata yayasan itu.
Apa Itu Rijsttafel Indonesia?
Rijsttafel Indonesia adalah cara penyajian makanan yang biasanya dilakukan pada acara-acara khusus. Masakan Indonesia, seperti rendang, ikan pedis, tahu kecap, sambal goreng telor, sambal kacang goreng, atau bahkan rujak, dipadukan dengan nasi atau mie dan disajikan bersama. Persiapan dan konsumsi rijsttafel sendiri biasanya dilakukan bersama teman dan keluarga.
Melansir laman Keassbery, rijsttafel di Belanda merupakan cara penyajian sejumlah makanan yang cocok dipadukan bersama dan disajikan dalam keadaan hangat di atas meja. Seringkali hidangan yang disajikan didasarkan pada resep keluarga bekas Hindia Belanda, di mana akar tradisi ini berada.
Konsep rijsttafel pertama kali diperkenalkan pada awal abad kesembilan belas. Beberapa dekade kemudian, makan nasi dengan beberapa lauk pauk, terutama sebagai santapan tengah hari yang hangat, menjadi populer di kalangan orang Belanda di Indonesia, yang kemudian disebut dengan rijsttafel.
Setelah repatriasi pada akhir tahun empat puluhan abad ke-20, rijsttafel di Belanda menjadi tradisi dan ikon komunitas bagi tentara dan pejabat yang kembali dari Indonesia. Bagi mereka, rijsttafel menjadi simbol bekas Hindia Belanda dan bagian dari identitas budaya mereka.
Sejak itu, banyak buku masak dan bahkan program televisi didedikasikan untuk fenomena lezat ini. Hingga kini, rijsttafel masih populer, bahkan di kalangan generasi muda di Belanda dan tidak hanya bagi mereka yang memiliki ikatan dengan Indonesia.