Upacara Kasada dengan Daya Tariknya

Upacara Kasada dengan Daya Tariknya

Gaya Hidup | BuddyKu | Kamis, 17 November 2022 - 10:10
share

MALANG - Suku Tengger tentunya tak asing lagi bagi banyak orang. Nama Tengger sendiri diambil dari tokoh legenda yaitu Rara Anteng ( Teng ) dan Joko Seger ( Ger ), kemudian dipadukan hingga menjadi Tengger. Suku ini mendiami kawasan pegunungan Bromo di Jawa Timur.

Jika nama sukunya saja telah diambil dari tokoh legenda, maka yang ada dalam suku ini pun tak luput dari legenda yang dipercaya warga sekitar. Salah satu cerita legenda yang ada ialah mengisahkan tentang Rara Anteng, putri Brawijaya dari Kerajaan Majapahit yang bertemu dengan Joko Seger, putra seorang Brahmana dari Kediri.

Setelah pertemuan tersebut mereka memutuskan untuk menikah. Sekian lama mereka menikah tak kunjung juga dikaruniai anak. Sehingga, mereka memutuskan untuk bertapa di Gunung Bromo agar dikaruniai anak. Usaha mereka dengan bertapa untuk waktu yang lama akhirnya membuahkan hasil.

Keinginan untuk memiliki anak terkabulkan. Namun keinginan tersebut tak diberikan dengan cuma-cuma. Mereka harus mengorbankan salah seorang anak mereka untuk menjadi persembahan bagi dewa Bromo. Mereka pun setuju dengan persyaratan tersebut dan dikaruniailah 25 orang anak.

Waktu berlalu dengan begitu cepat. Kebahagiaan yang menyelimuti membuat Rara Anteng dan Joko Seger melupakan janji mereka terhadap Gunung Bromo. Ketika seorang anak mereka yang bernama Raden Kusuma hilang, tak lama kemudian terdengar suara Raden Kusuma dari kawah gunung Bromo yang berpesan bahwa: Keturunan Rara Anteng dan Joko Seger atau masyarakat Tengger dapat hidup aman sejahtera apabila pada waktu tertentu memberikan korban ke kawah gunung Bromo.

Dari cerita legenda inilah Upacara Kasada berasal, sebagai bentuk realisasi untuk memenuhi permintaan Raden Kusuma. Upacara Kasada sendiri dilaksanakan pada setiap bulan Kasada. Bulan Jawa yang menurut perhitungan masyarakat Tengger, yakni bulan kesepuluh pada kalender Jawa, tepatnya pada tanggal 14.

Dengan inti upacara yaitu berdoa serta pemberian sesaji atau persembahan hasil bumi ke dalam kawah gunung Bromo.

Upacara Kasada ini juga termasuk hari raya khusus masyarakat Tengger, dan juga tidak berlaku bagi agama Hindu pada umumnya. Dapat dikatakan terdapat lokalitas yang berbeda dengan agama-agama besar lainnya.

Untuk melakukan upacara ini perlu melalui beberapa tahapan yakni mulai dari pengambilan air suci, nglukat umat, muspa atau persembahyangan, pemilihan calon dukun, lelabuhan sesajen, dan slametan desa. Inti upacara ini dilaksanakan di Pura Luhur Poten.

Setelah rangkaian upacara selesai, para warga yang mengikuti upacara membawa ongkek-ongkek yang berisi sesaji yang berupa hasil bumi maupun hewan ternak dari Pura Luhur Poten menuju kawah gunung Bromo.

Selain untuk merealisasikan permintaan Raden Kusuma, Upacara Kasada ini dilakukan sebagai bentuk ungkapan rasa syukur masyarakat Tengger serta harapan agar dijauhkan dari musibah dan bahaya.

Selain Upacara Kasada, ada juga kegiatan Eksotika Bromo yang dilaksanakan sebelum digelarnya Upacara Kasada. Eksotika Bromo ini berupa festival budaya yang menampilkan kesenian yang dipadukan dengan keindahan gunung Bromo.

Upacara Kasada saja sudah menjadi salah satu event budaya terbaik. Apalagi ditambah dengan digelarnya Eksotika Bromo menjadi kombinasi sajian yang sangat menarik bagi wisatawan. Maka tak heran jika setiap dilaksanakannya upacara ini selalu ramai pengunjung.

Event budaya seperti ini diharapkan dapat tetap terjaga kelestariannya agar para generasi selanjutnya masih dapat merasakan atau menyaksikan event budaya yang ada, seperti Upacara Kasada ini.

Sumber:

Anas, Mohammad. 2013. Telaah Metafisik Upacara Kasada, Mitos Dan Kearifan Hidup Dalam Masyarakat Tengger. Kalam: Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam. 7(1). 21-30.

Sudiro. 2001. Legenda dan Religi sebagai Media Integrasi Bangsa. Humaniora . 13(1). 100-112.

Topik Menarik