Heboh Perpeloncoan Ospek Fakultas Teknik Unej, ini Fakta-Faktanya
GenPI.co Jatim - Kegiatan Pengenalan Dan Pembekalan Mahasiswa Baru (P2MB) atau ospek Fakultas Teknik Unej (Universitas Jember) viral di media sosial.
Muncul dugaan perpeloncoan saat P2MB atau ospek tersebut. Bahkan, sebanyak 21 mahasiswa baru diduga sakit karena stres.
Salah satu keluarga mahasiswa baru, AW sempat mengunggah mengenai dugaan perpeloncoan tersebut di media sosial.
Dia menceritakan, kejadian bermula saat keponakannya W yang selalu pulang larut malam. Saat ditanya, alasannya tengah ikut P2MB.
Kegiatan tersebut digelar malam agar tidak mengganggu perkuliahan. Saat itu saya mulai curiga, jangan-jangan P2MB itu digelar tanpa diketahui oleh pihak kampus," ujar AW mengutip Ngopibareng , Senin (19/9).
Harusnya, kata AW, kampus meliburkan perkuliahan bila ada kegiatan hingga dini hari. Namun tidak demikian, perkuliahan tetap berjalan.
Akhirnya, keponakan AW jatuh sakit dan setelah diperiksa ternyata disebabkan stres. AW kemudian mengorek informasi terkait kegiatan P2MB di kampus. Hasilnya, ada 21 mahasiswa baru lainnya yang juga sakit karena stres.
Itu kan ada daftar hadirnya, jadi ada 21 mahasiswa yang izin karena sakit. Ada yang demam bahkan diare. Setelah diperiksa, ternyata mereka juga stres, katanya.
Selain itu, terungkap isi kegiatan dalam P2MB Fakultas Teknik Unej. Mahasiswa yang dibagi dalam beberapa kelompok diberi tugas untuk mendatangi kakak angkatan.
Mahasiswa baru tersebut harus menyelesaikan tugas dari panitia agar bisa mendapatkan tanda tangan untuk memperoleh sertifikat P2MB. Hanya untuk memperoleh sertifikat sampai ada perundungan. Apa sih pentingnya sertifikat itu, kata AW.
AW mengatakan, terungkap juga bahwa mahasiswa baru tidak boleh berboncengan sesama jenis. Mahasiswa baru juga diharuskan memiliki model potongan rambut yang seragam.
Terkuak juga bahwa para mahaswa baru tersebut dibentak-bentak oleh kakak tingkatnya.
AW pun akhirnya melaporkannya ke pihak fakultas setelah menggali informasi mengenai ospek secara mendalam.
Namun, beredar isu bahwa panitia dan kakak angkatan di Fakultas Teknik Unej tidak terima. AW kemudian memutuskan untuk menyebarkan dugaan perundungan tersebut.
Akhirnya saya viralkan saja, termasuk kami sampaikan ke media. Namun, saya akui, setelah kasus ini viral ada ancaman dari oknum mahasiswa di Fakultas Teknik Unej, tegasnya.
Dia mengungkapkan, harusnya model ospek seperti itu sudah tidak digunakan lagi. Karena tak relevan dengan situasi sekarang.
Saya tanyakan ke alumni Fakultas Teknik Unej, ternyata itu tradisi yang masih dipertahankan. Hanya saja yang terjadi tahun ini sudah keterlaluan. Saya berharap Unej meniadakan kegiatan seperti itu, tandasnya.
Sementara itu, Wakil Koordinator Bidang Humas Unej Rokhmad Hidayanto menyampaikan, komitmen kampus adalah memberikan pembinaan terhadap mahasiswa baru tanpa ada kekerasan.
Rokhmad juga menyebut, Rektor Unej telah menggelar rapat terkait laporan adanya dugaan kekerasan psikis yang dimaksud. "Sehubungan dengan informasi yang berkembang. Unej langsung bergerak cepat," kata Rokhmad.
Rektor Unej memutuskan untuk membentuk tim investigasi. Tim mulai berjalan dalam waktu dekat.
"Kami perlu mendalami juga dari versi panitia seperti apa. Sementara kamis masih memosisikan sebagai pihak yang netral, sebelum ada temuan dari tim investigasi. Yang pasti Unej tidak akan pernah membiarkan ada tindakan yang tidak sesuai dengan ketentuan," kata Rokhmad. (*)
Heboh..! Coba simak video ini: