Sedekah Bumi, Warga 5 Desa di Tuban Arak Hasil Panen ke Makam Leluhur
TUBAN, iNews.id - Ratusan warga di lima desa Kabupaten Tuban menggelar tradisi sedekah bumi, Sabtu (30/7/2022). Tradisi turun temurun ini digelar dengan mengarak gunungan berisi sayur mayur hasil panen para petani setempat.
Mereka berjalan mengarak gunungan menuju makam leluhur yang ada di Desa Kedungrejo, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban.
gunungan ini dipikul secara bergantian oleh para laki-laki.
Sementara para perempuan berjalan mengikuti dari belakang gunungan tersebut. Sesampainya di makam, gunungan tersebut diletakan di tengah kerumunan warga secara melingkar.
Di pimpin oleh salah satu tokoh masyarakat, warga kemudian menggelar doa bersama. Kegiatan ditutup dengan saling menukar makanan serta berebut sayur mayur dan buah-buahan yang ada di gunungan.
Menurut tokoh masyarakat setempat, Rajud, sedekah bumi ini merupakan tradisi turun temurun dan dilakukan setiap satu tahun sekali usai panen raya. Tradisi ini digelar sebagai wujud rasa syukur kepada Allah atas hasil panen melimpah.
Ratusan warga yang datang berasal dari lima desa di Kecamatan Kerek, yakni Desa Kasiman, Gaji, Sumberarum, Margorejo dan Kedungrejo.
Ini adalah kegiatan tahunan, syukuran sedekah bumi hasil panen tahun ini melimpah. Ada yang dmakan bersama ada yang di bawa pulang. Maknanya menampilkan hasil bumi yang ada di sini. Hasil bumi yang patut di syukuri, ujarnya.
Sedekah bumi atau yang biasa disebut warga setempat sebagai tradisi manganan ini terus lestari di tengah perkembangan zaman. Melalui tradisi ini warga berharap hasil panen mereka bisa melimpah serta mendapatkan berkah.
Salah seorang warga Desa Margorejo, Rasipah mengaku senang bisa ikut dalam acara sedekah bumi tersebut. Seperti warga lainnya, dia juga membawa makanan di acara tersebut. Saya bawa nasi sama jajan, ditukar sama yang lain. Lalu dibawa pulang, katanya.
Diketahui, tradisi sedekah bumi merupakan upacara adat yang melambangkan rasa syukur kepada Tuhan yang telah memberikan rezeki melalui bumi berupa segala bentuk hasil bumi. Upacara ini sangat populer dan masih lestari, khususnya di Pulau Jawa.