Cerita Horor di Balai Desa, Bertemu Kuntilanak Merah
GenPI.co - Hai, perkenalkan, namaku Trisno Wibowo. Cerita horor ini terjadi di balai desaku.
Aku tinggal di salah satu desa di Jawa Tengah. Letaknya tak jauh dari Semarang.
Aku aktif dalam kegiatan remaja desa. Tak heran jika aku sering berkumpul di balai desa.
Cerita ini berawal saat remaja di desaku akan menggelar sebuah acara. Kami semua berkumpul di balai desa.
Aku berangkat ke balai desa bersama Rinto. Rumahnya berada tepat di samping rumahku.
"Belakangan ini rasanya sepi ya, No," kata Rinto.
"Iya. Tiap musim hujan, kan, selalu begini," jawabku.
Tak lama, kami sampai di balai desa. Namun, belum ada yang datang, hanya ada kami berdua.
"Kok, sepi, No?" tanya Rinto.
"Wajar, anak-anak, kan, memang begitu," jawabku.
Kami menunggu sambil menikmati kopi. Namun, Rinto mendadak mengeluh sakit perut.
Dia langsung izin untuk pulang ke rumah. Sebab, kamar mandi di balai desa sedang diperbaiki.
"No, aku pulang dahulu. Sakit banget," jelasnya.
"Iya. Paling anak-anak datang sebentar lagi," jawabku.
Rinto berlari sambil memegang perutnya. Wajahnya terlihat menahan sakit.
Tak lama setelah Rinto pergi, terdengar suara barang jatuh di kamar mandi. Aku kaget saat mendengar hal itu.
Tanpa rasa takut, aku coba untuk mengeceknya. Kondisi kamar mandi sangat gelap.
Dengan senter ponsel, aku coba mengecek ke dalam kamar mandi. Perlahan, pintu mulai terbuka.
Aku melihat kain merah di dalam kamar mandi. Aku tak bisa berkata apa-apa saat melihatkuntilanak di depanku.
Ya, ada kuntilanak merah di dalam kamar mandi. Aku berusaha untuk lari dan berteriak, tetapi aku tak mampu.
Setelah itu, aku tak ingat lagi apa yang terjadi. Aku terbangun oleh suara Rinto.
Saat terbangun, aku sudah berada di kamar tidurku. Di sampingku ada Rinto dan beberapa temanku.
"Kamu kenapa pingsan?" tanya Rinto. (Cerita horor Trisno Wibowo, seperti yang dituturkan kepada GenPI.co)
Simak video menarik berikut: