Ngabuburit ala Bocah Perdesaan Subang, Serunya Mainkan Meriam Bambu
SUBANG, iNews.id - Berbagai cara dilakukan masyarakat untuk menunggu waktu berbuka puasa atau ngabuburit. Seperti yang dilakukan anak-anak di perdesaan di Subang, mereka seru bermain meriam bambu di areal persawahan menjelang azan Magrib.
Bagi bocah di Cijerehhilir, Kecamatan Kasomalang, Kabupaten Subang, bermain meriam bambu merupakan aktivitas rutin setiap datang bulan Ramadhan. Permainan ini biasa dilakukan sore hari menjelang Magrib.
Terpantau, sebelum bermain meriam bambu, anak-anak ini menyiapkan bambu berukuran besar sepanjang 1 sampai 1, 5 meter dan karbit. Semakin besar bambu yang digunakan, maka semakin baik pula suara ledakannya. Setelah bambu selesai dibuat dan karbit dihaluskan, meriam bambu pun siap dimainkan.
Cara memainkannya cukup sederhana, bambu diisi air melalui lubang yang di buat di bagian ujung. Setelah itu, potongan karbit kecil dimasukkan pula ke lubang tersebut. Lubang kemudian ditutup agar gas hasil pecampuran air dan karbit tidak keluar. Tunggu beberapa menit, buka tutupnya lalu beri api, ledakan pun langsung menggelegar.
Anak-anak terlihat bahagia ketika meriam yang dimainkan menghasilkan sura ledakan cukup besar.
Anak-anak mengaku rutin bermain meriam bambu atau biasa mereka sebut gombongan untuk ngabuburit. Mereka sudah biasa dengan suara dari meriam bambu yang dimainkan. Bahkan bisa mengenali suara mana yang bagus atau jelek.
Seru juga mainnya. Kami bersama teman-teman selalu memainkannya, kata Muhammad Fauzan.
Setelah beberapa memainkan meriam bambu, azan Magrib pun berkumandang, anak-anak langsung membubarkan untuk pulang ke rumahnya masing-masing.
Permainan meriam bambu ini merupakan tradisi mgabuburit anak-anak perdesaan. Para orang tua di desa ini merasa bangga dengan tradisi meriam bambu yang masih terjaga dan berharap dengan permaian tradisioal bisa meminimalisasi dampak negatif dari penggunaan ponsel.