5 Ilmuwan Perempuan Terbaik yang Telah Mengubah Dunia Berkat Penemuannya
Tanpa seorang ilmuwan, maka tidak ada ilmu pengetahuan. Hebatnya, tak jarang ilmuwan berasal dari kaum hawa, yang berkat penemuannya kita bisa menikmati manfaatnya di zaman sekarang.
Kamu mungkin tidak tahu nama atau wajah mereka, tetapi para ilmuwan perempuan telah mengubah cara kita hidup dan berpikir tentang dunia.
Mulai dari geometri hingga paleontologi, kedokteran hingga biologi kelautan, mereka memajukan bidang ilmu mereka sambil menghadapi rintangan yang luar biasa.
Dilansir Live Science, berikut 5 ilmuwan perempuan terbaik yang telah mengubah dunia berkat penemuannya.
1. Mary Anning (1799)
Mary Anning merupakan seorang pemburu fosil yang lahir dan dibesarkan di dekat tebing Lyme Regis di barat daya Inggris.
Secara otodidak, dia belajar mengenali, menggali, dan menyiapkan relik ini ketika bidang paleontologi masih dalam masa perkembangan dan bahkan tertutup untuk kaum perempuan.
Anning memberi pandangan pertama kepada ahli paleontologi London tentang ichthyosaurus, reptil laut besar yang hidup bersama dinosaurus.
Fosil yang dia temukannya ketika dia berusia 12 tahun itu disimpan di Museum Paleontologi Universitas California (UCMP) di Berkeley, California.
2. Maria Sibylla Merian (1647)
Ahli entomologi, botani, naturalis, dan seniman Maria Sibylla Merian menciptakan gambar serangga dan tumbuhan yang sangat detail dan sangat akurat.
Keahliannya itu mampu membuatnya untuk mengungkapkan aspek biologi yang sebelumnya tidak diketahui sains.
Dia menjadi ilmuwan pertama yang mengamati dan mendokumentasikan tidak hanya siklus hidup serangga tetapi juga bagaimana makhluk itu berinteraksi dengan habitat mereka, dilansir The New York Times pada 2017.
Karya Merian yang paling terkenal adalah buku 1705 "Metamorphosis Insectorum Surinamensium," kompilasi penelitian lapangannya tentang serangga Suriname, menurut Royal Collection Trust di Inggris.
3. Sylvia Earle (1935)
Sylvia Earle, ahli biologi kelautan dan ahli kelautan mengambil pendekatan mendalam untuk ilmu kelautan.
Selama hampir 70 tahun menyelam yang dimulai dari ketika dia berusia 16 tahun, Earle secara kumulatif menghabiskan sekitar satu tahun di bawah air.
Pada 1968, dia adalah ilmuwan perempuan pertama yang turun di kapal selam hingga kedalaman 100 kaki (31 meter) di Bahama dan dia melakukannya saat dia hamil empat bulan.
Pada 1990, dia tercatat sebagai perempuan pertama yang menjabat sebagai kepala ilmuwan di National Oceanic and Atmospheric Administration.
4. Mae Jemison (1956)
Mae Jemison tercatat sebagai perempuan Afrika-Amerika pertama yang mencapai luar angkasa. Dia antariksawan yang tergabung dalam pesawat ulang-alik Endeavour yang meluncur pada 1992.
Selain bergelar astronot, dia juga memiliki gelar lainnya yaitu seorang dokter, relawan Peace Corps, guru, dan pendiri dan presiden dari dua perusahaan teknologi.
Dia mendapatkan gelar doktor di bidang kedokteran dari Cornell University di negara bagian New York pada 1981. Sebagai sukarelawan Peace Corps, Jemison menghabiskan waktu di Sierra Leone dan Liberia.
5. Maria Goeppert Mayer (1906)
Pada 1963, fisikawan teoritis Maria Goeppert Mayer menjadi wanita kedua yang memenangkan Penghargaan Nobel dalam fisika, 60 tahun setelah Marie Curie memenangkan penghargaan tersebut.
Saat perempuan tidak ada yang sekolah tinggi di generasinya, dia mampu menempuh pendidikan di perguruan tinggi di Universitas di Gttingen di Jerman dengan fokus bidang mekanika kuantum yang relatif baru dan menarik.
Pada 1930, dia mendapatkan gelar doktor dalam teori fisika. Kemudian dia menikah dengan Joseph Edward Mayer dari Amerika dan pindah ke negara itu untuk bekerja di Universitas Johns Hopkins.
Lalu, dia pindah kerja ke Universitas Columbia di New York dan bekerja untuk pemisahan isotop uranium dalam proyek bom atom.