Janda Tua Tinggal Sebatang Kara, Garut Butuh Tambahan Griya Lansia
GARUT, iNewsGarut.id – Anggota DPRD Garut Yudha Puja Turnawan bersama Wakil sekretaris DPC PDI-Perjuangan menengok Ibu Yati Sumiati seorang janda tua yang tinggal sebatang kara di rumah tidak layak huni di Kampung Sanding Lebak RT 03/01, Kelurahan Muarasanding, Kecamatan Garut Kota, Minggu (15/12/2024).
"Rumah yang dihuni oleh ibu yati sebenarnya bangunan permanen hanya saja karena ibu yati sudah 10 tahun menderita kelumpuhan, kondisi rumah jadi terbengkalai. Di semua bagian ruangan atapnya sudah bolong bolong kecuali di ruang tamu yang kini jadi kamar buat ibu yati,"kata Yudha kepada iNewsGarut.id, Senin (16/12/2024).
Menurutnya, di rumah ini nyaris tak ada furniture dan perlengkapan rumah seperti pada umumnya. Hanya ada tempat tidur dan meja buat menaruh makanan. Untuk makan sehari hari tetangganya yang bernama ibu lia sering berbagi masakan rumahnya untuk ibu yati. Juga ada keponakannya yang bernama kang asep yang sering menengok dan memberi makan ibu yati.
" Ya keponakannya Kang asep sendiri sudah berumah tangga dan tinggal di gordah kelurahan jayawaras tarogong kidul, sehingga kang asep tidak bisa setiap saat mengurus ibu yati. Dan Ibu yati tak memiliki handphone untuk berkomunikasi, tak ada radio dan tak ada televisi untuk menghibur dirinya. Untuk mengusir rasa sepi, ibu yati selalu menyempatkan membaca Al Qur'an,"ujar Yudha.
Lebih lanjut Yudha menjelaskan, Dia (ibu Yati) bisa ke kamar mandi jika ada orang lain yang memapahnya. Itupun sepertinya ke kamar mandi milik tetangganya, karena kamar mandi di rumahnya sudah rusak, apalagi dengan tak adanya pompa air.
"Ibu yati sangat bergantung ke keponakannya yang bernama kang asep,"ucapnya.
Kemudian, imbuhnya, ibu Yati sebelumnya menghabiskan waktu dalam kondisi ruangan yang gelap, "Di tanggal 5 desember 2024 ibu diana memperbaiki kabel kabel yang ada dan memasang lampu. Kondisi ada lampu dan ada listrik sejak tanggal 5 desember 2024. Betapa kesepiannya ibu yati sumiati. Dengan kondisi lumpuh tinggal di rumah yang tak layak huni. Setiap hari ibu yati hanya menaruh harapan kedatangan kang asep keponakannya yang masih memiliki welas asih untuk dirinya,"bebernya.
Menurutnya, ibu yati harus tinggal di griya lansia milik dinsos jabar atau kemensos RI.
Di griya lansia kondisi kesehatannya bisa lebih dimonitor. Asupan makanan juga terjaga. Ada banyak teman lansia juga baik yang penyandang disabilitas maupun yang normal fisiknya. Dengan banyak teman tentunya akan sedikit mengurangi kesepiannya.
"Yang saya bayangkan bagaimana jika ditengah malam beliau haus dan lapar. Atau ditengah malam beliau sakit. Ibu yati tak bisa dibiarkan tinggal sendirian di rumah yang tak layak huni tersebut, ibu yati harus tinggal di griya lansia ( panti jompo),"ungkapnya.
Yudha menyatakan Garut itu membutuhkan tambahan Griya lansia, karena mengingat banyaknya lansia miskin, lansia terlantar, dan lansia penyandang disabilitas salah satunya ibu Yati yang kondisi nya sangat memperihatinkan 10 tahun lumpuh tinggal sendiri di rumah tidak layak huni.
"Jadi seperti Ibu Yati ini memang harus dirawat di Griya lansia, hanya saja di Garut itu ada satu, bukan milik Pemkab Garut, tapi milik Dinsos Jabar yang kapasitasnya hanya untuk 75 orang. Di Garut itu memang harus ada penambahan griya lansia,"pungkasnya.