Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat Tipis ke Rp16.097 per Dolar AS
JAKARTA, iNews.id - Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini, Rabu (18/12/2024) ditutup menguat tipis 3 poin atau 0,02 persen ke level Rp16.097 per dolar AS. Sebelumnya, nilai tukar terdepresiasi ke Rp16.001 per dolar AS.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi menjelaskan, pelemahan rupiah juga disebabkan oleh sentimen eksternal yaitu The Fed secara luas diharapkan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, tetapi fokusnya akan tertuju pada proyeksi ekonomi masa depan The Fed dan komentar Ketua Jerome Powell.
"Sinyal tentang prospek suku bunga jangka panjang The Fed tetap menjadi fokus karena inflasi tetap membandel dan diperkirakan akan terus meningkat di bawah Presiden Donald Trump yang akan datang," ujar Ibrahim dalam risetnya, Rabu (18/12/2024).
Selain The Fed, Bank of Japan dan Bank of England juga dijadwalkan untuk membuat keputusan suku bunga minggu ini. BOE diharapkan mempertahankan suku bunga tetap stabil, sementara pasar terbagi atas apakah BOJ akan menaikkan suku bunga lebih lanjut.
Uni Eropa pada hari Selasa mengadopsi paket sanksi ke-15 terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina, dengan menambahkan 33 kapal tambahan dari armada bayangan Rusia yang digunakan untuk mengangkut minyak mentah atau produk minyak bumi. Inggris juga memberikan sanksi kepada 20 kapal karena membawa minyak Rusia yang ilegal.
Dari sentimen domestik, pasar merespons negatif terhadap kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen mulai 1 Januari 2025. Kebijakan ini dinilai tidak membawa perubahan signifikan. Kenaikan tarif PPN akan berdampak besar pada ekonomi Masyarakat, terutama kelompok berpenghasilan rendah.
Selain itu, Bank Indonesia (BI) menyampaikan nilai tukar rupiah pada Desember 2024 (hingga 17 Desember 2024) melemah sebesar 1,37 persen (ptp) dari bulan sebelumnya.
"Pelemahan nilai tukar Rupiah tersebut dipengaruhi oleh makin tingginya ketidakpastian global terutama terkait dengan arah kebijakan AS, ruang penurunan FFR yang lebih rendah, penguatan mata uang dolar AS secara luas, dan risiko geopolitik yang mengakibatkan berlanjutnya preferensi investor global untuk memindahkan alokasi portofolionya kembali ke AS," ucap Gubernur BI Perry Warjiyo.
Secara umum pelemahan nilai tukar Rupiah tetap terkendali, yang bila dibandingkan dengan level akhir Desember 2023 tercatat depresiasi sebesar 4,16 persen, lebih kecil dibandingkan dengan pelemahan dolar Taiwan, Peso Filipina, dan Won Korea yang masing-masing terdepresiasi sebesar 5,58 persen, 5,94 persen, dan 10,47 persen.
Berdasarkan data di atas, mata uang rupiah untuk besok diprediksi bergerak fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp16.080-Rp16.140 per dolar AS.